Salah satu cara yang ditekankan oleh Alquran dan para nabi ilahi adalah untuk menyeru manusia pada nilai-nilai akhlak dan menghilangkan debu kelalaian dari pangkuan fitrah ketuhanannya. Ini adalah cara mengingatkan yang membantu seseorang dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan dan menghubungkan sifat-sifat ketuhanan.
Tadzakkur berarti mengingatkan akan sesuatu yang tidak disadari atau dilupakan oleh seseorang. Lawan kata dari kata zikir adalah lupa. Nisyan berarti melupakan. Beberapa ahli leksikograf berpendapat bahwa manusia diambil dari kata Nisyan, yang berarti bahwa manusia secara kodratnya tunduk pada kelupaan, dan kadang-kadang ia begitu lalai sehingga mengabaikan segalanya, bahkan dirinya sendiri dan tujuan hidup, serta melupakan rute dan jalan pertumbuhannya. Untuk membangunkan seseorang dari sulit tidurnya dan membawanya ke jalur pertumbuhan, ia harus diperingatkan.
Peranan pengingat dalam pendidikan manusia begitu efektif sehingga dianggap sebagai salah satu tujuan ibadah. Alquran menganggap salah satu tugas penting dan utama para nabi adalah sebagai pengingat dan peran mereka adalah mengingatkan mereka akan kebenaran yang diberikan Allah di lubuk hati manusia, namun tabir kelalaian telah menghalangi mereka untuk memperhatikan hakikat-hakikat tersebut. Allah berfirman dalam mensifati pengingat di beberapa ayat Alquran:
«وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ»
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Az-Zariyat: 55)
« فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى»
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.” (QS. Al-A’la: 9-11)
Salah satu siasat setan adalah ia menyelubungi pemikiran manusia dan membuatnya lupa untuk menjauhkannya dari perjanjian yang ia buat dengan Tuhannya. Ungkapan Alquran:
«اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ»
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-Mujadalah: 19)
Alquran telah memperkenalkan dirinya sebagai sarana peringatan dan pengingat setiap orang, dan karena semua ayatnya merujuk pada konsep-konsep yang mendalam, menyebabkan ketidak lalaian manusia.
Allah swt berperan efektif dengan mengingatkan manusia akan nikmat-Nya dan membangkitkan rasa syukur serta menghidupkan kembali semangat syukur serta mengisi hidup mereka dengan mengingat dan firman Tuhan. Dalam Alquran, Allah menyebutkan nikmat yang Dia berikan kepada Isa al-Masih: "(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". (QS. Al-Maidah: 110)