Dalam pidatonya pada rapat staf bulanan Organisasi Perdana Menteri, ia berkata: “Saya senang bahwa apa yang saya sampaikan dalam pidato terakhir (tentang kisah Ashabul Kahfi) telah membangkitkan minat untuk mempelajari surah ini, terutama di kalangan generasi muda.”
“Saya mengacu pada ayat-ayat dan tafsir Alquran untuk menarik perhatian padanya. Namun untuk menghindari perselisihan, saya akan merujuk pada Jakim terlebih dahulu,” imbuhnya.
Pidato Anwar Ibrahim bulan lalu, yang menyebutkan ayat-ayat surah Al-Kahfi, mendapat kritik. Pekan lalu, seorang pengkhotbah kondang asal Terengganu mengkritik pidato Anwar.
Dalam pidatonya tersebut, Perdana Menteri Malaysia menyampaikan tafsirnya tentang kisah Ashabul Kahfi. Anwar menuturkan, para Sahabat Gua yang dimaksudnya menekankan pentingnya memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan akhlak yang baik dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan. “Penekanannya adalah pada hikmah yang dapat dipetik dari riwayat para Sahabat Gua,” ucapnya.
Ia menambahkan, menurut saya, ada baiknya pejabat memasukkan ayat-ayat Alquran dan hadis dalam pidatonya. Meski saya tidak sejalan dengan pandangan tradisionalis, analisis ini tidak bertentangan dengan pemahaman Islam. “Saya meriwayatkan kisah tujuh pemuda yang disebutkan dalam surah Al-Kahfi dalam Alquran, pada saat itu beberapa pemuda berlindung di sebuah gua dari tangan rezim penindas dan raja penindas yang menyembah berhala. Pesan surah ini adalah tentang keteguhan iman para pemuda tersebut, yang menjaga mereka dari kemusyrikan dan maksiat. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pegawai pemerintah mengambil pelajaran dari kejadian ini,” imbuhnya. (HRY)