IQNA

Salat Poros Keteraturan dalam Kehidupan Mukmin

11:17 - May 08, 2024
Berita ID: 3480045
IQNA - Poros keteraturan dalam kehidupan seorang Muslim adalah beribadah kepada Allah swt, dan oleh karena itu, menunaikan salat lima waktu mengarah pada pengaturan urusan manusia di sepanjang hari.

Di antara permasalahan yang menyebabkan keteraturan umat Islam adalah program keagamaan yang terjadwal; misalnya Alquran menentukan puasa pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, yang tanda awal dan akhirnya adalah terlihatnya hilal, serta mempunyai permulaan dan akhir yang pasti (QS. Al-Baqarah: 187). Demikian juga mengatur waktu dan jadwal yang tepat untuk melaksanakan ibadah seperti salat:

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ

Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. Al-Isra’: 78)

Amirul Mukminin (as) berkata kepada Muhammad bin Abu Bakar: “Tunaikanlah salat pada waktu yang telah ditentukan dan jangan kau majukan dengan tujuan untuk bersantai dan menundanya untuk melakukan pekerjaan, dan ketahuilah bahwa segala amalanmu mengikuti salatmu". Oleh karena itu, menunaikan salat lima waktu mengarah pada pengaturan urusan manusia sepanjang hari. Mempelajari dan mengamalkan tata amalan, zikir dan tingkah laku dalam salat serta pendahuluannya dengan cara tertentu mengarah pada pendidikan dan keteraturan akal manusia.

Salat berjamaah juga merupakan salah satu bentuk amalan dan tindakan yang dilandasi keteraturan dan keselarasan. Rasulullah saw bersabda tentang keteraturan dalam salat berjamaah: “Wahai sekalian manusia, luruskanlah shaf kalian (dalam salat berjamaah) dan rapatkan bahu kalian agar tidak ada jarak diantara kalian! Janganlah kamu berselisih paham, maka Allah akan membuat perselisihan di antara hatimu, dan ketahuilah bahwa Aku melihatmu di belakang-ku.

Orang-orang beriman juga teratur dan terkoordinasi dalam urusan-urusan sosial dan melakukan segala pekerjaannya, terutama dalam hal-hal yang penting dan menentukan, hanya dengan izin dari tokoh masyarakat. Jika seseorang tidak memenuhi syarat ini, maka dia tidak termasuk orang-orang yang beriman

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَی أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّی يَسْتَأْذِنُوهُ

Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya”. (QS. An-Nur: 62)

Kunci-kunci: Salat ، Poros ، Keteraturan
captcha