IQNA

Hari Raya Idul Adha

17:55 - June 17, 2024
Berita ID: 3480269
IQNA - Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar umat Islam yang diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah, dimana banyak hal-hal yang diharamkan dalam ibadah haji menjadi halal dengan dilakukannya ritual Qurban.

Idul Adha atau hari raya Qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah merupakan salah satu hari besar Islam. Pada hari ini, setelah selesai menunaikan manasik haji, jemaah menyembelih seekor hewan, dan setelah berkorban, apa yang dilarang selama ihram, seperti bercermin, mencabut kuku, dan menyisir rambut, menjadi halal kembali.

Idul Adha adalah hari cobaan dan ujian Nabi Ibrahim (as) dan Nabi Ismail (as), yang darinya mereka tampil dengan bangga. Tradisi Qurban di hari Idul Adha juga menjadi peringatan penyembelihan Ismail. Disebutkan dalam berbagai hadis bahwa Nabi Ibrahim mempunyai seorang putra di usia lanjut yang diberi nama Ismail dan sangat disayanginya. Namun tak lama kemudian, ketika Ismail telah menginjak usia remaja, perintah Ilahi diturunkan kepada Ibrahim beberapa kali dalam mimpi dan dia diperintahkan untuk menyembelih Ismail tanpa menyebutkan alasan apapun. Setelah melalui banyak pergulatan internal, akhirnya dengan persetujuan tulus dari putranya, mereka pergi ke tempat yang diinginkan dan Ibrahim siap memenggal kepala putra kesayangannya. Namun ketika pengorbanan Ismail dilakukan, Allah swt mengirimkan seekor domba kepada Ibrahim untuk disembelih. Pengorbanan diri dan kecintaan Nabi untuk memenuhi perintah Allah menjadi kewajiban para jemaah untuk berkurban pada hari ini dan dengan demikian memberikan makanan kepada anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Kisah ini disebutkan dalam surah As-Safat ayat 103 sampai 105:

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِینِ *وَنَادَیْنَاهُ أَن یَا إِبْرَاهِیمُ* قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْیَا إِنَّا کَذلِکَ نَجْزِی الْمُحْسِنِینَ

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Di zaman jahiliah, kurban pun tidak lepas dari kotoran kemusyrikan. Ka'bah tercemar dengan darah kurban dan dagingnya digantung di rumah Ka'bah agar Allah menerimanya.

Dalam surah Al-Hajj ayat 37, Allah swt telah berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُم

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” Alquran mengecam praktik ini dan memperkenalkan syarat untuk diterimanya pengorbanan adalah ketakwaan.

Demikian juga sering disebutkan dalam riwayat bahwa pada hari Idul Adha, umat Islam menyembelih domba, unta atau domba jantan dimanapun mereka berada agar orang yang lapar dan orang miskin bisa mendapatkan makanan. Praktik ini telah membawa persatuan di kalangan umat Islam sejak dahulu kala. (HRY)

Kunci-kunci: idul adha ، hari raya
captcha