
Dalam sebuah pernyataan, Perlawanan menegaskan bahwa operasi ini dilakukan untuk mendukung Jalur Gaza dan sebagai respons terhadap pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap warga Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.
Patut dicatat bahwa Perlawanan Islam di Irak terus melakukan operasi melawan pendudukan Israel, dengan menyerang sasaran-sasaran di wilayah pendudukan Palestina. Pada fase kedua, fokus mereka beralih ke sasaran pelabuhan-pelabuhan pendudukan.
Sebagai bagian dari kebijakannya untuk menyembunyikan besarnya kerugian yang dideritanya dari berbagai front yang mendukung Gaza dan Perlawanannya, pendudukan Israel tidak mengizinkan publikasi informasi mengenai operasi yang dilakukan oleh Perlawanan Irak.
Sementara itu, Perlawanan di Irak melakukan operasi gabungan dengan Angkatan Bersenjata Yaman untuk menargetkan wilayah pendudukan Palestina. Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, pemimpin gerakan Ansar Allah di Yaman, menegaskan dalam pidatonya bahwa “operasi gabungan antara tentara Yaman dan Perlawanan Islam di Irak memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap musuh,” menekankan bahwa operasi ini akan terus berlanjut dan meningkat.
Awal pekan ini, Perlawanan Islam di Irak mengumumkan pada tanggal 21 Juli bahwa para pejuangnya melakukan operasi drone terhadap sasaran penting di Umm al-Rashrash [Eilat]. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com