IQNA

Sunnah Hidayah/ Sunnatullah dalam Alquran 4

13:03 - August 29, 2024
Berita ID: 3480676
IQNA - Allah menuntun manusia sampai ke tujuannya melalui sunnah hidayah (bimbingan) yang diwujudkan oleh para pemimpin Ilahi. Sunnah hidayah Allah terkadang mencakup secara mutlak seluruh ciptaan terutama manusia, baik yang beriman maupun kafir, dan terkadang iradah (keinginan) terkait hidayah sekelompok mukmin.

Allah menuntun manusia sampai ke tujuannya melalui sunnah hidayah yang diwujudkan oleh para pemimpin Ilahi. Sunnah hidayah Allah terkadang mencakup secara mutlak seluruh ciptaan terutama manusia, baik yang beriman maupun kafir dan terkadang iradah (keinginan) terkait hidayah sekelompok mukmin. Hidayah (bimbingan) dalam arti pertama, bimbingan mutlak atau umum dan bimbingan khusus bagi orang beriman disebut bimbingan yang mengikat atau khusus.

Bimbingan umum disebut juga dengan bimbingan takwini, dalam arti menuntun makhluk menuju segala kemaslahatan dan kesempurnaan duniawi dan akhirat; hidayah Allah yang demikian meliputi seluruh makhluk di dunia, dari partikel terkecil hingga benda langit yang terbesar, dan dari makhluk yang paling rendah hingga makhluk yang paling tinggi derajatnya yaitu manusia, dan makhluk itu menikmatinya semaksimal mungkin bagi mereka; seperti dalam Alquran, kata wahyu sebagaimana digunakan untuk memberi petunjuk kepada manusia, juga digunakan untuk memberi petunjuk kepada makhluk lain.

Hidayah semacam ini disebut dalam ayat-ayat seperti “Qâla rabbunalladzî a'thâ kulla syai'in khalqahû tsumma hadâ, “Walladzi Qaddara fa Hada” dan “Alladzi Khalaqani Fahuwa Yahdini”. Jenis hidayah ini bersifat tidak ikhtiyar dan semua makhluk mendapat manfaat darinya. Dengan kata lain, Allah swt telah menciptakan makhluk sedemikian rupa sehingga secara fitri dan alamiah mereka dapat berada pada jalur tujuan penciptaan dan kesempurnaan yang diinginkan.

Namun hidayah khusus, disebut juga dengan hidayah tasyri’i, hanya diperuntukkan bagi manusia dan sampai kepada manusia melalui pengutusan para nabi dan wahyu Ilahi, di samping bimbingan perkembangan yang ada pada fitrah manusia.  Hidayah ini juga terbagi menjadi dua jenis yaitu bimbingan Awwaliyah (primer) dan bimbingan Tsanawiyyah (sekunder) atau ganjaran. Hidayah Awwaliyah adalah bagi mereka yang berupaya mencapai kebenaran. Allah membimbing orang-orang ini ke jalan yang benar melalui kekuatan akal dan juga para nabi Ilahi. Sunnah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab Ilahi merupakan manifestasi dari hidayah tasyri’i. Hal ini sesuai dengan irodah fi’liyah (kehendak sekarang) manusia yang, melalui nabi-nabi lahiriah yang diutus Allah dan nabi batiniah yaitu kekuaan tafakkur (berpikir) dan daya pikir, serta membimbing manusia menuju tujuannya.

Namun hidayah ganjaran atau pahala adalah yang diperuntukkan bagi orang beriman; ketika orang-orang beriman memanfaatkan hidayah tasyri’i Awwaliyah dan menanggapi seruan para nabi Ilahi, Allah akan memberi mereka hidayah khusus sebagai ganjaran. Karena hidayah jenis ini berkaitan dengan penerimaan hidayah Awwaliyah/primer maka disebut dengan hidayah pahala dan hidayah sekunder (tsanawiyah). Surah Yunus ayat 9 merupakan salah satu ayat yang mengisyaratkan pada hidayah tasyri’i yang bersifat ganjaran. Dalam ayat ini Allah swt berfirman:

اِنَّ الذينَ آمَنوا وَ عَمِلوا الصّالحاتِ يَهديهِم رَبُّهُم بِإيمانِهِم تَجری مِن تَحتِهِمُ الاَنهارُ فی جَنّاتِ النَّعيم

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, niscaya mereka diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. (Mereka berada) di dalam surga yang penuh kenikmatan yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”. (QS. Yunus: 9)

Menurut ayat ini, jika seorang hamba adalah mukmin yang shaleh, maka ia akan mendapat taufik dari Allah dan akan memperoleh banyak makrifah dan amal shaleh. (HRY)

 

3489635

Kunci-kunci: sunnah ، Hidayah ، Sunnatullah ، dalam Alquran
captcha