IQNA

Peringatan terhadap Pertumbuhan Ide Takfiri di Indonesia

3:55 - September 10, 2024
Berita ID: 3480733
IQNA - Meskipun otoritas agama dan politik di Indonesia menekankan perlunya hidup berdampingan secara damai di antara penganut agama dan berbagai mazhab, beberapa peneliti telah memperingatkan terhadap penyebaran gagasan takfiri secara diam-diam di negara ini.

Menurut Iqna mengutip al-Bawaba, setelah kepolisian Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah menangkap tujuh orang atas tuduhan berencana membunuh Paus selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, kekhawatiran mengenai penyebaran diam-diam ide takfiri di negara tersebut semakin meningkat.

Beberapa peneliti telah menyebutkan sejarah hadirnya gagasan takfiri di Indonesia pada awal tahun delapan puluhan abad lalu. Menurut Dr Kamal Habib, seorang peneliti Mesir, gagasan tersebut terlihat pada pendapat para pendiri “Jemaah Islamiyah” Indonesia; menurutnya, kelompok ini pertama kali didirikan di Malaysia lalu pindah ke Indonesia.

Habib berpendapat bahwa kelompok ini telah dipengaruhi oleh pemikiran ekstremis kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan sampai batas tertentu masih dipengaruhi oleh ideologi ekstremis dan banyak terdapat di Indonesia.

Beberapa kritikus menggambarkan pernyataan Habib sebagai sesuatu yang jauh dari kenyataan dan merupakan bagian dari rencana ekstensif pemerintah Mesir saat ini untuk menangani kelompok Islam di negara ini; menurut para kritikus ini, ide-ide takfiri dan ekstremis pertama kali dipromosikan oleh pemerintahan Mesir sebelumnya, ketika berhadapan dengan beberapa lawan politik, dan saat ini, dengan meningkatnya persaingan politik dan meningkatnya ketidakpuasan terhadap korupsi di kalangan penguasa, hal tersebut semakin membesar lagi.

Perlu diketahui Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan bagian dari kunjungan 12 hari ke kawasan Asia-Pasifik. Pemimpin Gereja Katolik berusia 87 tahun, yang menderita masalah kesehatan paru-paru dan lutut serta telah menggunakan kursi roda selama berbulan-bulan, akan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Timur, dan Singapura selama 12 hari mulai tanggal 2 hingga 13 September. Kunjungan Paus ke Indonesia menekankan topik “dialog antara Islam dan Kristen” secara khusus.

Selain itu, dengan menandatangani pernyataan bersama bertajuk “Deklarasi Kemerdekaan”, Paus dan Imam Masjid Istiqlal mengungkapkan keprihatinannya terhadap “dehumanisasi” selama konflik dan kekerasan. (HRY)

 

4235657

Kunci-kunci: peringatan ، Pertumbuhan ، takfiri ، indonesia
captcha