IQNA

Dalam Pertemuan Pejabat Iran dan Malaysia;

Perlunya Mengidentifikasi dan Mengkategorikan Studi Alquran Internasional

13:04 - October 23, 2024
Berita ID: 3480964
IQNA - Dalam pertemuan Kepala Pusat Alquran Internasional dan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dengan Presiden Universitas Islam Internasional Malaysia, ditekankan perlunya menyelenggarakan penelitian-penelitian Alquran yang sejalan dengan sinergi penelitian-penelitian tersebut, untuk mengidentifikasi kesenjangan yang serius di bidang penelitian Alquran, serta untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan studi Alquran internasional.

Menurut Iqna mengutip konsultasi kebudayaan Iran di Malaysia, Hujjatul Islam Seyed Mostafa Hosseini Neishaburi, kepala Pusat Internasional untuk Quran dan Dakwah Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, mengatakan dalam pertemuan ini: “Sebagai salah satu pusat peradaban Islam yang aktif dan berpengaruh, Iran selalu memiliki ilmuwan-ilmuwan hebat; para ilmuwan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, dan peradaban ini sebagian besar pertumbuhannya berkat upaya para ilmuwan di kawasan ini”.

Dengan Menekankan pentingnya meningkatkan konvergensi dan hubungan Alquran antara Iran dan Malaysia sebagai dua negara penting dan dua kekuatan efektif dunia Islam, Hosseini Neishabouri mengumumkan kesiapan negara kami untuk mengaktifkan diplomasi Alquran antara kedua negara dan menggambarkan langkah ini sebagai perkembangan penting dalam proses penguatan hubungan Alquran antara kedua negara.

Strategi diplomasi Alquran Iran diaktifkan di Malaysia

Datuk Dr. Osman Bakar, Rektor Universitas Islam Internasional Malaysia, saat menyambut delegasi Alquran Iran, menegaskan tekad negaranya untuk mempererat hubungan Alquran kedua negara di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan budaya serta menganggap kerja sama di bidang peradaban Islam sebagai salah satu kasusnya.

ضرورت شناسایی و دسته‌بندی مطالعات تراز قرآنی بین‌المللی

“Menyelenggarakan penelitian-penelitian Alquran yang sejalan dengan sinergi penelitian-penelitian tersebut, serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan baru dan kesenjangan yang serius di bidang penelitian-penelitian Alquran, merupakan persoalan yang paling penting, dimana cara yang paling sentral untuk menyelesaikannya adalah dengan mengidentifikasi dan mengkategorikan studi Alquran,” ucapnya.

Pengenalan metode, pendekatan dan cara penelitian baru dalam sumber-sumber Islam dan Alquran dengan penekanan pada peradaban Islam juga menjadi salah satu topik yang dibahas antara kepala Pusat Internasional untuk Alquran dan Dakwah Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dan kepala Universitas internasional Islam Malaysia dalam pertemuan ini.

Universitas Islam Internasional Malaysia saat ini memiliki lebih dari 25 ribu mahasiswa dari seratus negara. (HRY)

 

4243702

captcha