IQNA

Dampak Psikologis Perang terhadap Anak-anak Gaza

7:54 - November 21, 2024
Berita ID: 3481116
IQNA - Hari Anak Internasional diperingati di berbagai negara dunia ketika anak-anak Palestina dan Gaza menjadi syahid atau menderita kerusakan fisik dan psikologis akibat kejahatan biadab rezim Zionis.

Menurut Iqna, tanggal 20 November telah ditetapkan sebagai Hari Anak Internasional oleh PBB, meskipun Hari Anak dirayakan di banyak negara di dunia pada tanggal 1 Juni. Hari Anak Internasional bukan sekedar hari untuk merayakan masa kanak-kanak bagi seluruh anak, namun merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran bagi mereka di seluruh dunia yang pernah mengalami kekerasan dalam bentuk pelecehan, eksploitasi dan diskriminasi.

Pada kesempatan ini, surat kabar Yordania Alghad telah mengkaji dampak psikologis perang terhadap anak-anak Palestina di Gaza, yang terjemahannya sebagai berikut:

Akibat meningkatnya agresi brutal rezim Zionis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, para sosiolog dan psikolog meyakini bahwa masyarakat Gaza, terutama anak-anak dan remaja di wilayah ini, banyak menderita masalah psikologis pasca derita akibat perang.

Pengalaman nyata atas peristiwa perang dan kejahatan rezim Zionis, atau menyaksikan kejahatan tersebut melalui media yang memuat gambar jenazah anggota keluarga, tetangga, kenalan, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua, pada gilirannya dapat mempengaruhi perilaku dan kondisi mental dan juga saraf mereka memiliki efek negatif dan menyebabkan depresi.

Merujuk pada dampak psikologis dan sosial perang Gaza terhadap anak-anak dan rasa tidak aman di masyarakat, para ahli mengatakan bahwa dalam konteks ini perlu diadakan program psikologis untuk mengembalikan anak-anak tersebut ke kehidupan normal sebelum perang.

Dengan menekankan dampak psikologis dari peristiwa yang dialami anak-anak tersebut selama perang, para ahli ini menyatakan bahwa perang ini akan meninggalkan dampak yang mendalam pada jiwa anak-anak dan berdampak negatif pada kehidupan dan perilaku mereka di masa depan.

آثار روانی جنگ بر کودکان غزه

Hammoud Oimat, Ph.D. di bidang Sosiologi dan dosen universitas, menekankan: “Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah besar anak-anak, terutama anak-anak di Gaza dan wilayah lain di Palestina, yang menyaksikan perang dan agresi rezim Zionis, telah kehilangan perasaan rasa takut dalam diri mereka, jadi tanpa rasa takut, mereka menatap masa depan mereka dan ingin menjadi pejuang dan syahid di masa depan. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa membuat mereka takut.

“Dampak seperti ini akan jauh lebih besar dan lebih berbahaya di kalangan anak-anak yang kehilangan keluarga mereka, atau yang anggota keluarganya menjadi syahid di depan mata mereka, atau yang menderita luka fisik yang parah, dan ini menunjukkan bahwa situasi keseluruhan di Gaza akan sangat memprihatinkan,” imbuhnya.

Dr. Samir Quteh, Ph.D. dalam psikologi klinis dan seorang profesor di Universitas Gaza, juga mengatakan tentang dampak perang terhadap keluarga dan anak-anak. Ia mengatakan, secara ilmiah jelas bahwa anak-anak yang berisiko mengalami kecemasan karena mengingat kejadian tersebut dalam pikirannya dan mengembangkan masalah psikologis seperti mimpi buruk dan kekhawatiran saat tidur, serta masalah saraf dan ketidakmampuan berkonsentrasi dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Ia mengisyaratkan dampak jangka panjang dari permasalahan tersebut terhadap struktur psikologis anak, khususnya anak-anak Palestina, dan mengatakan: “Secara psikologis, anak menganggap orang tuanya sebagai pusat keamanan dan kekuasaannya, namun ketika orang tua anak tersebut syahid, anak merasa tidak berdaya. Dan dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan kenangan menyakitkan tersimpan di alam bawah sadar anak dan mempengaruhi suasana hatinya.

Dr. Samir Quteh mengkaji aspek sosial dari masalah ini dan menambahkan hubungan antara anak dan orang tua juga akan menjadi sulit setelah menghadapi pengalaman traumatis karena anak merasa orang tuanya tidak dapat mendukungnya dan akibatnya ia merasa ditolak dan masalah ini mempengaruhi hubungan tersebut. Dia juga akan membuat kesan yang besar di mata teman-teman dan teman sekelasnya.

آثار روانی جنگ بر کودکان غزه

Nael Adwan, seorang ahli psikologi, juga menyatakan tentang dampak destruktif perang terhadap jiwa anak-anak. “Pembunuhan dan penghancuran rumah serta pemboman rumah sakit dan sekolah memberikan tekanan psikologis yang parah pada anak-anak dan menyebabkan penyakit seperti psikosis, kecemasan, sindrom stres pasca trauma dan obsesi,” ucapnya.

Statistik anak-anak yang menjadi syahid dan terluka akibat perang di Gaza

Kantor informasi pemerintah Gaza mengumumkan bahwa sejak awal perang Gaza, yakni sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 17.000 anak menjadi syahid di Jalur Gaza, dan hampir 43 ribu anak lainnya kehilangan orang tua atau salah satu orang tuanya dan menjadi yatim piatu. 3.500 anak juga berisiko meninggal akibat kekurangan gizi dan kekurangan pangan.

آثار روانی جنگ بر کودکان غزه

Kantor Informasi Otoritas Palestina mengumumkan: 70% korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, 202 pusat pemukiman pengungsi telah menjadi sasaran rezim pendudukan. (HRY)

 

4249202

Kunci-kunci: Dampak ، Perang ، anak-anak ، gaza
captcha