IQNA

Haji dalam Alquran/ 9

Hubungan Haji dengan Agama Ibrahimi

13:22 - June 12, 2025
Berita ID: 3482199
IQNA - Alquran mengingatkan Ahli Kitab, yang menganggap diri mereka sebagai pengikut Ibrahim, bahwa jika mereka jujur ​​dalam pengakuan mereka, mereka harus percaya kepada bangunan Ka’bah milik Ibrahim dan menganggapnya sebagai kiblat utama Ilahi.

Sebelum ayat haji dalam surah Ali Imran (96-97) ada ayat yang mulia: “Maka, ikutilah agama Ibrahim yang hanif dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik” (QS. Al-Imran: 95). Dalam arti bahwa, kamu hendaknya mengikuti agama Ibrahim yang murni, yaitu agama yang berlandaskan pada Tauhid dan sama sekali tidak ada unsur kesyirikan.

Dalam Tafsir tentang kesinambungan ini disebutkan: Salah satu contoh paling jelas tentang mengikuti umat Ibrahim adalah menjadikan Ka’bah sebagai kiblat dan tempat ziarah bagi orang-orang beriman. Oleh karena itu, ayat yang mulia tersebut, dengan menyatakan “Sesungguhnya, rumah pertama…”, melanjutkan ayat tentang mengikuti Ibrahim (as) untuk menarik perhatian Ahlul Kitab, khususnya orang-orang Yahudi yang menganggap diri mereka sebagai pengikut Ibrahim, pada kenyataan bahwa jika mereka jujur ​​dalam klaim ini, mereka harus percaya pada bangunan Ka’bah milik Ibrahim dan menganggapnya sebagai kiblat mereka.

Sejatinya, Alquran menjawab keraguan para Ahli Kitab. Di awal-awal masa Islam, Ahli Kitab telah meragukan kaum Muslim: Pertama, mereka tidak menganggap pembatalan hukum-hukum Islam sebagai hal yang diperbolehkan dan menganggap pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah sebagai hal yang salah. Kedua, mereka menuduh kaum Muslim telah memalsukan kiblat dengan menisbatkan kiblat ini dengan Ibrahim (as).

Jawaban Alquran terhadap kedua keraguan ini jelas; pertama, bahwa pembatalan itu diperbolehkan dan mungkin dalam hukum ilahi, dan menurut hikmah ilahi, hukum-hukumnya berubah sesuai dengan keadaan. Kedua, bahwa sebelum Nabi Sulaiman (as) membangun Baitul Maqdis, Nabi Ibrahim (as) telah mendirikan Ka’bah. Oleh karena itu, kiblat pertama umat Islam adalah sama dengan kiblat Ibrahim dan kiblat asli Ilahi.

Maka, kembali ke Ka’bah bukanlah penyimpangan dari Syariah, melainkan kembali kepada asas dan amalan para nabi, yaitu kiblat yang di dalamnya tawaf dan ibadah ditunjukkan, disertai tanda-tanda tauhid yang jelas dan mengingat Ibrahim, al-Khalil. (HRY)

 

3493342

Kunci-kunci: haji ، dalam Alquran ، Agama Ibrahimi
captcha