Menurut Iqna mengutip SANA, Mushaf al-Syam disebut-sebut sebagai Alquran tertulis terbesar di dunia, yang ditulis setelah 20 tahun pengerjaan berkelanjutan, dengan memperhatikan karakteristik artistik dan akurasi ilmiah.
Proyek ini dilaksanakan oleh Mohammad Moataz Obeid dengan partisipasi 62 kaligrafer dari 17 negara, dan Alquran ini dipamerkan kepada publik untuk pertama kalinya di Pameran Internasional Damaskus ke-62, sebuah acara ekonomi dan budaya di Suriah yang diadakan dari 28 hingga 31 Agustus.
Ide penulisan Alquran ini bermula pada tahun 2005, ketika Mohammad Moataz Obeid memutuskan untuk melaksanakannya guna mempersembahkan sebuah Alquran luar biasa yang mengandung nilai-nilai spiritual dan artistik bagi Suriah dan dunia Islam.
Tahap praktis proyek ini dimulai di Khan Assad Pasha di Damaskus Lama, tempat para kaligrafer dari seluruh dunia berkumpul untuk menyalin seluruh Alquran dalam sebuah pameran khusus.
Menurut Moataz Obeid, tahap transkripsi selesai dalam waktu satu tahun, dan halaman-halaman asli Mushaf al-Syam dipamerkan di Aula Arsy Benteng Aleppo pada tahun 2006.
17 negara, termasuk Suriah, Arab Saudi, Turki, Palestina, Yordania, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yaman, Belanda, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Mesir, Irak, Sudan, Libya, dan Aljazair, telah berpartisipasi dalam proyek ini, yang merepresentasikan persatuan umat Islam di bawah naungan Alquran.
Mushaf al-Syam memiliki tinggi 2,5 meter dan lebar 1 meter 55 sentimeter, serta memiliki 125 halaman utama dan 9 halaman tambahan.
Setiap halaman Alquran ini memiliki 33 baris, dan dekorasi serta iluminasi Islaminya dibuat oleh seniman Suriah-Jerman Abdul Karim Darwish.
Alquran ini juga dijilid dan dicetak dengan kulit buatan dengan teknologi mutakhir pada tahun 2024.
Mohammad Moataz Obeid, dalam wawancara dengan SANA, menyatakan bahwa Mushaf al-Syam menyampaikan pesan perdamaian dan cinta dari Suriah kepada dunia dan telah menguraikan nilai-nilai spiritual dan budaya dengan mengatasi berbagai tantangan.
Kementerian Wakaf Suriah berencana untuk menempatkan mushaf pertama Alquran ini di Masjid Jami’ Umayyah di Damaskus dan dijadwalkan untuk mengirimkan mushaf-mushaf selanjutnya ke Masjidil Haram, Masjid Nabawi (saw), dan Masjid Al-Aqsa dengan tujuan memperkuat persatuan Islam.
Alquran ini telah menjalani kajian ilmu hukum dan linguistik antara tahun 2006 - 2011 dan telah menerima persetujuan resmi dari Kementerian Wakaf Suriah dan Dewan Ulama.
Alquran ini juga telah disetujui oleh Kementerian Wakaf Yordania pada tahun 2012 dan Al-Azhar pada tahun 2022. Proyek ini telah didaftarkan ke Guinness Book of World Records dan sedang menunggu pendaftaran resmi dengan nomor khusus. (HRY)