IQNA

Ayatullah Yaqubi dalam Webinar IQNA:

Nabi (saw) Adalah Teladan Mutlak yang Ditekankan dalam Alquran

11:20 - September 11, 2025
Berita ID: 3482679
IQNA - Ayatullah Sheikh Muhammad Yaqoubi, salah seorang otoritas agama besar di Najaf, menyatakan: Nabi (saw) adalah teladan yang mutlak, dan karena alasan ini, beberapa orang telah berpendapat dari ayat 21 surah Al-Ahzab tentang kesucian Nabi (saw), karena Allah saw tidak menyerukan seseorang untuk mengikuti dalam segala hal kecuali orang tersebut adalah orang yang sempurna dan bersih dari kesalahan dan kesesatan.

Menurut Iqna, webinar internasional "15 Abad Mengikuti Utusan Cahaya dan Rahmat" diselenggarakan dalam rangka memperingati 1.500 tahun kelahiran Nabi Muhammad al-Mustafa (saw), atas prakarsa Kantor Berita Alquran Internasional (IQNA) hari Selasa, 9 September, di kantor berita ini.

"Risalah global Nabi Islam (saw) dari perspektif Alquran dan Hadits, "Toleransi, dan Keberagaman dalam Kehidupan Nabi", "Nabi Muhammad (saw); Uswah Hasanah untuk Segala Zaman", "Kehidupan Nabi (saw) dan Mengenali Identitas Keagamaan", serta "Keabadian Islam dan Umat yang Bersatu Melawan Gagasan Globalisasi Barat" menjadi beberapa topik yang dibahas dalam webinar ini.

Webinar ini akan diselenggarakan secara daring dengan kehadiran Hujjatul Islam wal Muslimin Seyed Hossein Khademian Noushabadi, seorang pengajar hauzah dan universitas, sebagai tamu Mobin Iqna Studio, dan di sesi virtual, dengan sekelompok ulama dan pemikir dari hauzah dan universitas dari berbagai negara.

Ayatullah Sheikh Muhammad Yaqoubi, salah satu otoritas agama besar di Najaf, Dr. Juan Cole, profesor sejarah di Universitas Michigan dan penulis buku "Muhammad: Nabi Perdamaian di Tengah Panasnya Perjuangan Kekaisaran", Hujjatul Islam wal Muslimin Yahya Jahangiri, dosen di hauzah dan universitas serta kepala kantor perwakilan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam di Qom; Dr. Abdul Salam Qavi, profesor di Universitas Al-Azhar di Mesir, dan Sheikh Yusuf Ghazi Hanina, kepala Asosiasi Cendekiawan Muslim di Lebanon, akan menyampaikan pidato mereka di sesi virtual mengenai topik-topik webinar ini.

Berikut ini adalah pidato rinci Ayatullah Sheikh Muhammad Yaqoubi, salah satu otoritas agama besar di Najaf:

Saya ingin mengucapkan selamat atas datangnya momen yang penuh berkah ini, yaitu Maulid Nabi Muhammad (saw). Sebuah momen yang istimewa tahun ini, bertepatan dengan 15 abad diturunkannya rahmat ilahi ini kepada dunia. Pada kesempatan ini, kita mengambil ilham dari cahaya Alquran, sebuah ajakan tulus dan ikhlas untuk meneladani kedudukan mulia Nabi Muhammad (saw), sebagaimana firman-Nya dalam ayat 21 surah Al-Ahzab:

Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”.

Uswah berarti teladan yang ditiru dalam perkataan, tindakan, dan sifat-sifat pribadi. Jadi, teladan bagi Anda berarti Anda harus mengikuti dan menyertainya. Seseorang harus memiliki teladan yang dapat ia jadikan sebagai panutan dan idola. Amirul Mukminin (as) berkata: "Ketahuilah! Setiap pengikut memiliki pemimpin yang ia ikuti dan disinari oleh cahaya ilmunya."

Oleh karena itu, ia harus terus-menerus meneliti, dan harus dibuktikan keberadaan teladan yang baik, benar, dan patut diteladani. Sebagaimana sabda Rasulullah (saw): "Sesungguhnya, para imam kalian adalah wakil-wakil kalian di sisi Allah; maka perhatikanlah siapa yang kalian jadikan wakil dalam agama dan ibadah kalian."

Oleh karena itu, sebuah ayat Alquran yang berdasarkan rantai periwayatan Syiah menekankan kewajiban untuk meneladani Rasulullah (saw) dalam perkataan, perilaku, tindakan, sifat, dan keutamaannya.

Sebagaimana ayat tersebut menyatakan, "Sungguh, benar-benar ada bagimu...", ayat ini mencakup semua orang yang disapa oleh Alquran, dan ajakan dalam ayat ini bersifat umum dan mencakup semua orang karena mereka semua wajib mengikuti kebenaran dan mencapai kebenaran.

Kata "uswah hasanah" juga disebutkan dalam Alquran di tempat lain. (4/ Al-Mumtahanah) Allah berfirman: "Sungguh, benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu pada (diri) Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya ketika mereka berkata kepada kaumnya."

Dalam lanjutan surat yang sama, ayat 6 menyatakan: "Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) benar-benar terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari Kemudian”.

Namun, terdapat perbedaan antara seruan untuk mengikuti dalam kedua ayat ini. Seruan kedua untuk mengikuti berarti mengikuti sesuatu yang spesifik yang disebutkan dalam ayat tersebut; teladan Muhammad yang mutlak dalam segala hal, dan karena alasan ini, beberapa orang berargumen dari ayat ini tentang kesempurnaan Nabi Muhammad saw. Karena Allah saw tidak memanggil seseorang untuk mengikuti dalam segala hal kecuali ia adalah orang yang sempurna dan terbebas dari kesalahan dan kesesatan, dan ayat ini juga menunjukkan kesempurnaan Ahlulbait (as). Karena Nabi saw telah memerintahkan untuk mengikuti mereka mereka.

Persoalan ini menunjukkan pentingnya memiliki teladan yang baik dalam kehidupan umat karena mustahil memisahkan risalah dari pembawanya.

Allah swt berfirman (Al-Ahzab: 67): “Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”. Karena mereka bukanlah teladan yang baik. Teladan yang buruk dan tidak pantas, seperti kelompok teroris dan para tentara bayaran kefanatikan, takfir, dan rasisme, yang mengatasnamakan Islam dan mengaku mengamalkan ajarannya, sangat berbahaya bagi hukum Islam dan membuat orang-orang membenci hukum ilahi, sementara musuh-musuh Islam telah mengadopsi metode ini untuk memerangi Islam dan mengepungnya dengan menciptakan versi-versi Islam yang sesat dan menyimpang ini serta menciptakan Islamofobia dan ketakutan terhadap Islam.

Imam Mahdi (afj) telah mengajarkan kita untuk mengucapkan dalam doa pembukaan, "Ya Allah, kami mohon kepada-Mu untuk mendirikan pemerintahan yang mulia [pemerintahan Imam Zaman] yang dengannya Engkau memuliakan Islam dan kaum Muslimin serta mempermalukan kemunafikan dan orang-orang munafik, dan menjadikan kami termasuk orang-orang di pemerintahan itu yang menyeru kepada-Mu dan membimbing kami ke jalan-Mu, dan melalui keberkahan pemerintahan itu, berikanlah kepada kami kemuliaan dunia dan akhirat."

Ini merupakan derajat dan kedudukan agung yang tidak dapat diraih kecuali dengan meneladani Rasulullah (saw), Ahlulbait (as), dan para sahabat pilihannya. (HRY)

 

4302980

captcha