
Menurut Iqna mengutip algomhor, program tersebut mengungkap tafsir tulisan tangan Syekh Ahmed Omar Hashim, yang ditulis selama 10 tahun, dan menekankan bahwa ulama Mesir yang baru saja wafat tersebut menyelesaikan tafsir ini semasa hidupnya.
Karya ini dianggap sebagai salah satu pencapaian ilmiah Syekh Hashim yang paling menonjol, yang merupakan kombinasi tafsir singkat, penjelasan, dan manfaat setiap surah.
Syekh Alaa Hashim, keponakan mendiang ulama Mesir tersebut, menyatakan: “Kompilasi tafsir ini berkaitan dengan mimpi Sadiq Ahmed Rashid, salah seorang ulama saleh, yang mempercayakan misi mulia menjelaskan ayat-ayat Alquran kepada Ahmed Omar Hashim”.
“Dalam karya ini, tafsir singkat Alquran dicantumkan di margin, sehingga memudahkan pembaca memahami ayat-ayatnya sekaligus menyajikan hikmah dan manfaat setiap surah secara sederhana,” imbuhnya.
Ia menegaskan: “Karya ini dideskripsikan sebagai tafsir pendamping harian yang cocok untuk umat Islam, yang memadukan teks Alquran dengan bimbingan pendidikan dan spiritual”.

Alaa Hashim melanjutkan, tafsir ini telah ditinjau secara menyeluruh oleh Dewan Riset Islam Al-Azhar, sebuah proses yang memakan waktu sekitar enam bulan untuk menyetujui teks Alquran, dan izin resmi untuk penerbitannya dijadwalkan akan diberikan minggu depan.
“Sekelompok sahabat Syekh, yang dipimpin oleh Insinyur Ismail Abdul Ati, telah berjanji untuk mencetak tafsir ini dengan biaya sendiri, dan tafsir ini akan didistribusikan secara gratis sebagai amal berkelanjutan untuk mendiang Ahmed Omar Hashim,” ungkapnya.
Ahmed Omar Hashim, seorang ulama dan mubaligh Mesir, lahir pada 6 Februari 1941 di desa Bani Amer di Mesir. Ia adalah mantan rektor Universitas Al-Azhar, profesor hadis dan ilmu hadis di universitas tersebut, anggota Dewan Riset Islam Mesir, dan mantan anggota Majelis Rakyat Mesir.
Ulama Mesir ini wafat belum lama ini, tepatnya pada 7 Oktober 2025. (HRY)