Barack Obama dalam sebuah statemennya mengatakan, “Tidak ada seorangpun di Amerika yang seharusnya menjadi target serangan dikarenakan lahiriah atau metode ibadahnya,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari BBC Arab.
Statemen Obama ini dipublikasikan setelah Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki mengecam kebungkaman presiden Barack Obama atas pembunuhan tiga remaja ini.
Recep Tayyib Erdogan dalam lawatan ke Mexico mengatakan, “Tiga muslim terbunuh di North Carolina, sedangkan Barack Obama, John Kerry dan Joe Biden sama sekali tidak berbicara tentang masalah ini.”
Dia di samping Enrique Pena Nieto, Presiden Mexico di istana nasional Mexico City mengatakan, “Kami selaku politikus bertanggung jawab terhadap segala insiden yang terjadi di negara kami dan kami harus menunjukkan sikap-sikap kami.”
Pembunuhan tiga mahasiswa muslim di universitas North Carolina ini menyebabkan dunia Arab menuduh media-media Amerika dengan standar-standar dualisme dalam menutupi berita-berita serangan ini.
Dituturkan, Rabu (11/2/2015), seseorang di kota Chapel Hill di propinsi North Carolina Amerika telah menembak tiga mahasiswa muslim.
Dalam serangan ini, Deah Shaddy Barakat, Mahasiswa (23 tahun) dokter gigi dan istrinya, Yusor Mohammad Abu Salha (21 tahun) dan saudarinya 19 tahun, seorang istri dari Razan Mohammad Abu-Salha meninggal dunia dengan ditembak di kepalanya oleh salah seorang tetangganya, yang halaman Facebooknya penuh dengan kiriman-kiriman anti-mazhab.
Setelah pemublikasian berita pembunuhan tiga orang ini, juga seperti dinukil dari sebagian sumber-sumber polisi setempat dilaporkan bahwa kemungkinan motivasi pembunuh ini adalah kebencian mazhab.