IQNA

Sayyid Hasan Nasrullah:

Pertemuan Saudi – Suriah untuk Memutus Hubungan Damaskus dengan Tehran

12:00 - March 28, 2018
Berita ID: 3472049
LEBANON (IQNA) - Sekjen Hizbullah Lebanon mengungkapkan bahwa kunjungan Saudi-Suriah baru-baru ini dilakukan pada tingkat tinggi dan dalam pertemuan tersebut Saudi telah mengusulkan pemutusan hubungannya dengan Iran dan muqawamah.

Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Alam, Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayyid Hasan Nasrullah, saat wawancara dengan surat kabar Lebanon Al-Akhbar, mengatakan bahwa Hizbullah sangatlah kuat. Ia mengatakan bahwa ini berarti menarget Hizbullah supaya lebih sulit dari sebelumnya.

“Amerika Serikat dan Arab Saudi ikut campur tangan dalam pemilihan Lebanon dengan menggunakan alat-alat kotor guna menarget muqawamah,” tegasnya.

Sekjen Hizbullah Lebanon menambahkan, hari ini, Amerika percaya bahwa Hizbullah adalah ancaman bagi negara di seluruh kawasan, terutama setelah perannya di Suriah dan Irak.

Sayyid Hasan Nasrullah menjelaskan, masyarakat Yaman telah memiliki hasil-hasil signifikan, terlepas dari intensifnya serangan Arab Saudi dan Amerika Serikat.

“Saudi baru-baru ini mengusulkan pemutusan hubungan dengan Iran dan muqawamah ke Suriah terhadap pemutusan dukungan untuk para teroris dan rekonstruksi Suriah,” tegasnya.

Sekjen Hizbullah mengungkapkan bahwa baru-baru ini kunjungan Saudi-Suriah dilakukan di pada tingkat tinggi, di sebuah tempat yang tidak diumumkan namanya dan dalam pertemuan tersebut, Saudi telah mengusulkan kepada Suriah agar memutuskan hubungan mereka dengan Iran dan muqawamah terhadap penghentian dukungan pendanaan untuk teroris di Suriah, dan juga bantuan miliar dolar untuk membangun kembali negara tersebut.

Menurut Al-Akhbar, Sayyid Hasan Nasrullah menambahkan bahwa usul itu disajikan dua kali pada masa Abdullah bin Abdul Aziz, mantan raja Arab Saudi, dan juga "Salman bin Abdul Aziz", raja saat ini, yang menyiratkan bahwa pokok pertempuran adalah Membidik Muqawamah.

Ia melanjutkan, kekuatan Hizbullah telah menjadi lebih kuat hari ini dan ini berarti akan lebih banyak menjadi target; Amerika sekarang percaya bahwa Hizbullah telah mengancam seluruh proyeknya di kawasan itu, kami memiliki serangkaian kemenangan yang mengancam Amerika dan sekutunya. Inilah sebabnya mengapa Arab Saudi dan (Negara-negara Teluk) mengintervensi dengan fasilitas-fasilitas canggih, peralatan kotor dan kekuatan media yang tinggi.

Dia juga mengisyaratkan penangkapan Saad al-Hariri di Arab Saudi, dan mengatakan bahwa Saudi berusaha membubarkan pemerintah Lebanon dengan menangkap Saad al-Hariri dan memaksanya untuk mengundurkan diri karena mereka ingin mengusir Hizbullah dari pemerintah, jika ada kekuatan untuk mendorong negara ini menuju perang internal, sudah dipastikan mereka akan melakukanny, proyek Saudi mendorong pemerintah ke dalam konflik dengan muqawamah.

Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan, partisipasi menteri-menteri yang berafiliasi dengan Hizbullah di dalam pemerintahan dalam rangka mendukung faksi ini. Sebelum tahun 2005, Suriah menjamin non-konflik (Hizbullah) dengan pemerintah (Lebanon), dan kami tidak perlu hadir di pemerintahan, namun setelah tahun 2005, kami memasuki pemerintahan untuk mendukung muqawamah, karena beberapa pihak (dalam pemerintahan Lebanon) menggunakan fasilitas mereka untuk menarget muqawamah dan keabsahan ucapan ini terbuksi pada tahun 2006 (perang 33 hari) ketika pertempuran kami di dalam pemerintahan terkadang jauh lebih kuat daripada pertempuran kami dalam militer.

Menurut Sayyid Hasan Nasrullah, koalisi Hizbullah dan faksi Amal untuk pemilihan parlemen mendatang adalah supra-strategis dan memiliki dimensi keimanan dan keyakinan. “Kami akan memasuki pemilihan dengan aman,” imbuhnya.

Selanjutnya ia mengupas masalah Yaman dan mengatakan, meskipun serbuan berat Saudi-Amerika ke Yaman, namun masyarakat Yaman telah memiliki hasil-hasil yang gemilang.

Sayyid Hasan Nasrullah menyerukan untuk membandingkan kemampuan Yaman hari ini dengan 3 tahun yang lalu, yakni ketika negara itu secara tidak langsung diduduki oleh Arab Saudi, dan mengatakan bahwa peluncuran 7 roket Yaman ke Riyadh adalah pencapaian militer yang sangat besar.

Rudal-rudal tersebut ditembakkan ke Arab Saudi pada hari Minggu (dua hari lalu) dan sistem patriot Saudi gagal melacak dan membidiknya.

 

http://iqna.ir/fa/news/3702145

 

 

captcha