IQNA

Qori Penyandang Cacat Netra Asal Malaysia dan Juara Pertama Kategori Qiraat Alquran:

Musik Alquran Singgah di Hati

21:58 - April 27, 2018
Berita ID: 3472128
IRAN (IQNA) - Qori dan hafiz penyandang cacat netra asal Malaysia dan juara pertama dalam kategori qiraat yang akrab dengan musik, dengan membandingkan musik manusia dengan musik Alquran mengatakan, musik Alquran singgah di hati manusia, namun musik manusia mungkin tidak semua menyukainya.

 Musik Alquran Singgah di Hati

Muhammad Qayyim Nizar Sarimi yang menjadi delegasi Malaysia di musabaqoh internasional Alquran cacat netra di Teheran saat wawancara dengan IQNA mengatakan, "Sejak dari kecil saya bermain keyboard dan belajar memainkannya tanpa seorang guru. Saya hanya mendengarkan dan bermain”.

"Harus saya katakan bahwa musik Tuhan jauh lebih baik daripada musik manusia. Apakah kamu tahu mengapa? Karena musik firman Allah singgah di hati manusia dan meneranginya, namun musik ciptaan manusia disukai banyak orang, dan banyak yang mendengarkan, tetapi tidak menyukainya. Siapa pun yang mendengar dan memahaminya, maka ia tahu apa yang saya katakan,” imbuhnya.

Qori dan hafiz berusia 20 tahun ini cacat sejak semenjak lahir dan hanya memiliki pandangan mata yang sangat terbatas.

Dalam menjawab pertanyaan bagaimana dia menghafal Alquran, dia mengatakan: “Awalnya saya membaca sebuah ayat dengan bantuan naskah yang ditulis dengan khat Braille, dan kemudian mengulanginya beberapa kali sehingga saya bisa menghafal seluruh Qur'an”.

Sarimi menyatakan kepuasan atas penyelenggaraan musabaqoh untuk para penyandang cacat netra dan mengatakan, kesempatan yang diberikan kepada kami adalah sangat berharga, dan kami dapat mengembangkan bakat dan kemampuan kami dalam bidang qiraat dan hafalan Alquran.

Dia seorang mahasiswa studi Alquran, berniat untuk menjadi pengajar Alquran dan guru bahasa di masa depan dan mengajar bahasa Arab dan Inggris.

“Saya menyabet peringkat ketiga dalam musabaqoh nasional Malaysia yang diselenggarakan tahun lalu di tingkat negara,” ucap qori remaja ini terkait pengalaman berpartisipasi dalam musabaqoh Alquran.

Dia menambahkan, terlepas dari ini, saya juga berpartisipasi dalam musabaqoh Brunei di Asia Tenggara, dan saya juga meraih peringkat ketiga.

Menurut Sarimi, musabaqoh internasional Alquran untuk penyandang cacat netra amat bagus dan mengatakan, program ini telah memberikan kesempatan bagi para penyandang cacat netra untuk berpartisipasi dalam musabaqoh yang lebih besar.

Dia demikian juga mengatakan, tidak ada waktu tertentu untuk membaca Alquran bagi saya. Setiap hari saya membuka kitab Allah dan mulai membacanya. Terkadang saya lupa bagaimana waktu telah berlalu.

http://iqna.ir/fa/news/3708748

 

 

captcha