IQNA

Pertemuan Persatuan Umat Islam dan Tantangan Dunia di Indonesia

11:30 - November 24, 2018
Berita ID: 3472682
BANTEN (IQNA) - Pertemuan "Persatuan Umat Islam dan Tantangan Dunia" diselenggarakan di Indonesia atas prakarsa atase kebudayaan Iran di Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Maulana Malik Hasanuddin kota Banten, bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad (saw).

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam, pertemuan ini dimulai dengan lantunan ayat-ayat Alquran dan pelaksanaan program seni untuk para mahasiswa universitas. Dan selanjutnya, Ketua Universitas Maulana Malik Hasanuddin, dengan menyebutkan sirah dan ajaran Nabi Muhammad (saw), juga mengupas pentingnya hari kelahiran beliau.

“Nabi (saw) adalah contoh terbesar kehidupan bagi kita dan bagi umat manusia, yang mana jika kita ingin memiliki kehidupan yang bahagia dan terhormat, kita harus mengikuti perilaku, perbuatan dan sabda-sabda beliau,” ucapnya.

Pembicara berikutnya adalah Mehrdad Rakhshandeh, atase kebudayaan Iran di Indonesia, yang menyatakan: “Hari ini, kami adalah Muslim sangat bangga dikarenakan mengikuti Nabi, yang mana beliau adalah rahmatan lil alamin dan penyempurna agama-agama Ilahi. Pesan beliau didasarkan pada kasih sayang, perdamaian, ketenangan dan kebebasan semua orang di dunia. Seorang nabi yang telah mengajari kita segala hal yang terbaik buat diri kita juga terbaik untuk orang lain dan tetangga”.

Rakhshadeh lebih lanjut berbicara tentang kriteria akhlak agama Islam. Ia mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk menjaga hak dan hak-hak orang lain. Islam penuh dengan ajaran-ajaran kemanusiaan. Di sisi lain, musuh-musuh Islam telah mempelajari, mengkaji dan memahami fakta-fakta dan ajaran-ajaran ini lebih dari kita dan telah mengakui pentingnya juga kedudukan urgennya, karenanya kita menyaksikan upaya mereka untuk mengganggu persatuan di antara umat Islam, empati, ketenangan dan kedamaian dalam masyarakat dengan menciptakan perpecahan, penyebaran ekstremisme dan perselisihan, guna mendiskredritkan citra suci, kasih sayang dan damai Islam di dunia.

“Di sinilah ditentukan pentingnya upaya untuk mencapai persatuan Islam dan umat Islam harus bertindak dengan cerdas serta menjadi lebih akrab dengan ajaran-ajaran sejati Islam sehingga seluruh dunia hidup berdampingan di bawah bendera keadilan Ilahi dalam kedamaian dan ketenangan,” tegasnya.

Di penghujung, para mahasiswa yang hadir pada pertemuan tersebut mengutarakan sejumlah pertanyaan mengenai subjek dan situasi kawasan serta cara-cara mencegah perpecahan dan atase kebudayaan Iran pun menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.

 

http://iqna.ir/fa/news/3766354

 

captcha