IQNA

Kisah Kecintaan Pengusaha Sikh kepada Imam Ridha as

8:24 - November 06, 2019
Berita ID: 3473576
IRAN (IQNA) - Parminder Singh Chandok, seorang pensiunan pengusaha India, menganut ajaran Sikhisme dan tinggal di Iran. Dia menganggap hubungan antara Muslim dan Sikh sebagai sejarah dan ramah serta menggambarkan kecintaan penganut Sikh kepada Ahlulbait (as), terutama Imam Ridha (as), sangat mendalam dan penuh cinta.

Parminder Singh Chandok, seorang pensiunan pengusaha India yang saat ini adalah Wakil Ketua Kamar Dagang Iran-India, saat wawancara dengan IQNA berbicara tentang kisah kecintaannya kepada Imam Kedelapan as.

Terkait latar belakang keluarganya, ia mengatakan, “Saya lahir di Iran. Ibu saya adalah seorang Sikh yang beremigrasi dari India ke Zahedan, dan ayah saya, seorang pengusaha, juga beremigrasi dari India ke Iran, ia bekerja di bidang jual beli suku cadang di Jalan Amir Kabir di Teheran.”

Terkait komunitas Sikh Iran, Chandok menjelaskan, sekitar 25 orang Sikh sekarang berada di Zahedan dan 50 hingga 60 keluarga Sikh tinggal di Teheran. Orang-orang ini memiliki cinta yang besar terhadap Iran dan beberapa dari mereka telah memperoleh kewarganegaraan Iran.

Ia menambahkan: Agama Sikh adalah agama terbesar kelima di dunia dengan sebagian besar pengikutnya tinggal di India dan propinsi Punjab dan banyak Sikh lainnya yang tinggal di negara-negara lain di dunia, terutama AS, Kanada dan Eropa. Kami, orang Sikh mengidentifikasi dengan Islam dari satu cabang dan memiliki minat khusus pada Islam dan Muslim dan seperti mereka, kami adalah penyembah Tuhan yang Esa. Guru Granth Sahib adalah kitab suci dan tempat rujukan agama kita, dikatakan dalam kitab tersebut bahwa pertama-tama Allah menciptakan cahaya dan ini sangat mirip dengan kepercayaan Islam.

Berempati dengan Muslim

Terkait hubungan Sikh dan Muslim di India, pengusaha India ini mengatakan, “Ada koeksistensi yang sangat baik antara Muslim dan Sikh di India. Pada bulan suci Ramadan, Sikh mengadakan acara berbuka puasa dan umat Islam terkadang mengerjakan salat di kuil-kuil Sikh. Ketika kita memasuki masjid, kita merasa bahwa kita telah datang ke rumah Allah, dan kaum Muslim di kuil-kuil kita juga merasakan kedekatan dan empati.

Dia menekankan, untungnya, di Punjab, kami tidak memiliki sejarah bentrokan antara pengikut agama mana pun dan kami semua hidup dalam damai dan ada solidaritas khusus antara Muslim dan Sikh. Muslim India menganggap Guru Nanak sebagai seorang fakir dan arif miliknya, dan kaum Sikh menganggapnya sebagai nabi. Ini adalah salah satu penyebab empati umat Islam dan Sikh.

Kisah Kecintaan Pengusaha Sikh kepada Imam Ridha as

Chandok menegaskan, saat ini, Sikh selalu membantu umat Islam. Demikian juga, lembaga-lembaga Sikh telah membantu mereka dalam kasus-kasus kezaliman yang terjadi di berbagai daerah, seperti Muslim Rohingya di Myanmar, lembaga-lembaga yang berafiliasi dengna Sikh telah membantu mereka atau para pengungsi Suriah dan Irak telah mendapat banyak bantuan dari Sikh. Kuil Sikh di kota Amritsar, Punjab, India, mendistribusikan 100.000 makanan setiap hari kepada yang membutuhkan, dan di kuil Delhi 30.000 setiap hari. Sikh selalu berada di garis depan layanan kemanusiaan, terutama bagi umat Islam.

Kecintaan kepada Ahlulbait, khususnya Imam Ridha as

Terkait kecintaan Sikh kepada Ahlulbait as, Chandok menjelaskan: Sikh memiliki kecintaan yang besar kepada Imam Ali, Imam Husein dan para imam lainnya. Mereka berpartisipasi dalama cara berkabung pada hari Asyura dan Tasua. Di Zurkhaneh (Tempat salah satu seni olahraga) Sikh dan selama latihan, mereka mengulang nama Imam Ali (as) berulang kali dan percaya bahwa itu memberi mereka kekuatan ganda.

Chandok, yang memiliki kecintaan khusus kepada Imam Ridha (as), mengatakan: "Cinta Imam Ridha (as) bersifat universal dan khususnya di kalangan orang India sangat mendalam. Bahkan tanpa banyak yang mengenal Imam, mereka telah memimpikan beliau, dan kemudian mengenal beliau dan mencintainya. Banyak dari mereka mendatangi Pabos Imam Ridha (as) dan bernazar dan hajat mereka terkabulkan. Kecintaan keluarga saya kepada Imam Ridha (as) adalah hal yang sudah berlangsung lama. Kakek dari ibu saya adalah seorang sopir truk di Iran dan memiliki kecintaan khusus kepada Imam, ia menjadi pecinta Imam Ridha as selama perjalanannya ke Masyhad.

Mantan pengusaha India berkata: Saya juga seorang pecinta Imam Ridha (as) dan saya telah melihat banyak karamah dari beliau. Misalnya, dalam satu kasus, pada usaha saya, ada beberapa orang yang tidak mengembalikan uang dagangan saya, dan saya mendapati masalah serius. Suatu hari saya pergi ke makam Imam Ridha (as) dan saya curahkan keluh kesah saya. Salah satu mukjizat Imam ini adalah bahwa saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa semua orang yang memakan harta saya dengan tidak benar telah terancam bangkrut dan gulung tikar, saya tidak meminta ini untuk Imam Ridha (as) tetapi saya melihat keadilan Ilahi dengan mata saya sendiri. Dan sekarang setiap kali saya pergi ke haram Imam Ridha (as), saya menerima energi spiritual yang luar biasa.

Chandok lebih lanjut mengatakan: Ada sebuah makam di kota Samana dekat Patiala di Punjab, India di mana umat Islam percaya itu milik salah satu keturunan Imam Ridha dengan nama Masyhad Ali dan bendera makam Quds Razavi dipasang di sana. Tempat ini sangat sakral bagi para Sikh dan mereka merawatnya dan itu adalah tanda lain dari kecintaan para Sikh kepada Ahlulbait, terutama Imam Ridha as.

Kisah Kecintaan Pengusaha Sikh kepada Imam Ridha as

Pecinta Imam kedelapan asal India ini melanjutkan: Saya telah melihat banyak orang non-Muslim, terutama Sikh, yang mengalami kesulitan dalam hidup, ketika mereka mendengar dari lingkungan mereka tentang mukjizat Imam Ridha (as) dan setelah mengenal beliau, mereka datang ke Iran untuk berziarah. Ketika saya terbang dari India ke Iran, saya melihat banyak umat Hindu dan Sikh dalam perjalanan mereka ke Karbala dan tempat suci Imam Ridha. Menurut pendapat saya, memperkenalkan Ahlulbait (as), khususnya Imam Ridha (as), kepada orang-orang India adalah layanan untuk kemanusiaan yang harus kita perjuangkan lebih banyak.

Hubungan Sejarah Sikh dengan Iran

Terkait hubungan sejarah Sikh dengan bahasa Persia, Chandok mengatakan, “Bahasa Persia telah menjadi bahasa resmi di Punjab selama 700 tahun, dan nabi kita, Guru Nanak, adalah seorang guru bahasa Persia di Punjab. Demikian juga arsitek kuil kita sangat serupa dengan arsitek sejumlah masjid di Iran. Guru Gobind Singh, seorang pemimpin Sikh, menulis surat kepada raja Persia Aurangzeb, yang dikenal sebagai Zafarnamah, dalam bentuk puisi Persia. Orang-orang India menyukai Farsi dan kami ingin memublikasikannya di India. Bekerja sama dengan Universitas Kharazmi, kami telah mengembangkan program untuk mengajar bahasa Persia di India dan Rumah Budaya Iran mengajarkan bahasa Persia. Universitas Patiala Punjab adalah pemelihara bahasa Persia terbesar di subbenua India dan bahasa serta sastra Persia telah populer di kalangan sesepuh Sikh sejak awal. Komunitas Sikh sangat menyukai saudara-saudari Muslim mereka, saya berharap kita bisa menunjukkan kepada dunia seberapa dekat Sikh dan Muslim satu sama lain.”

Di penghujung, Chandok mengatakan, “Saya ingin sampaikan salam kepada pemimpin revolusi tertinggi, Rahbar dan berterima kasih kepada pemerintah Iran dan orang-orang yang telah mendukung komunitas Sikh dan India di Iran saat ini. Saya berharap hubungan historis dan budaya antara kedua negara persaudaraan Iran dan India berkembang hari demi hari.”

Kisah Kecintaan Pengusaha Sikh kepada Imam Ridha as

https://iqna.ir/fa/news/3853114

captcha