IQNA

Empat Poin Penting tentang Lailatul Qadar

16:58 - April 10, 2023
Berita ID: 3478244
TEHERAN (IQNA) - Menurut ayat-ayat Alquran, Lailatul Qadar adalah malam yang paling mulia di sisi Allah, di mana ribuan pahala dan petunjuk telah diucapkan dan ditulis untuknya. Malam ini memiliki ciri dan amalan khusus yang memiliki nilai dan kedudukan khusus di kalangan umat Islam.

Poros Pertama: Keagungan

“Lailatul Qadari Khairun min Alfi Syahrin, Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al-Qadr: 3). Nilai malam ini adalah karena wahyu-wahyu Alquran di malam ini. Kebesaran dan keagungan Lailatul Qadar menyebabkan pahala amal kebaikan berlipat ganda di malam ini.

Poros kedua: Jumlah

Diterima oleh semua Muslim bahwa Lailatul Qadar terjadi di bulan suci Ramadhan, dan tidak ada keraguan tentang itu. Karena Allah swt telah berfirman:

شَهْرُ رَمَضانَ الَّذی أُنْزِلَ فیهِ الْقُرْآنُ

“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran”. (QS. Al-Baqarah: 185). Dan juta telah berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr: 1)

Allah swt telah menyembunyikan pengijabahan di antara doa-doa sehingga orang-orang beriman semua melakukan doa; sebagaimana Dia telah menyembunyikan waktu kematian sehingga orang dapat menerimanya setiap saat. Atas dasar ini, Lailatul Qadar bersifat rahasia dan waktu pastinya tidak diketahui. Menurut Imam Ali (as), alasan tersembunyikannya Lailatul Qadar adalah karena orang beriman menganggap lebih banyak malam Lailatul Qadar.

Dengan demikian, jumlah malam Qadar adalah salah satu malam ke-19, 21, 23, dan 27 bulan suci Ramadhan, dan umat Islam menghabiskan malam di satu atau lebih dari malam-malam ini dan melakukan ibadah khusus untuk memanfaatkan malam ini.

Poros ketiga: Tetap terjaga

Salah satu ritual dan mustahab Lailatul Qadar adalah tetap terjaga pada malam ini. Anjuran hadis tentang tetap terjaga pada Lailatul Qadar adalah hendaknya seseorang tetap terjaga sampai terbit fajar, karena waktu “Malam Qadar” adalah dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.

Poros keempat: Membaca Alquran dan doa

Poros lain yang termasuk dalam Malam Qadar adalah pembacaan Alquran dan zikir dan doa serta meminta pengampunan untuk diri sendiri, orang tua dan semua orang yang beriman.

Imam Baqir (as) berkata: “Semuanya sesuatu memiliki musim semi, dan musim semi Alquran adalah bulan Ramadhan.”

Orang-orang mukmin bermunajat dan meminta pengampunan untuk orang pada malam-malam yang berharga ini. Telah diriwayatkan dari para wali Allah yang berpendapat untuk metode ini bahwa ketika kita berdoa untuk orang lain, para malaikat Allah swt berdoa untuk kita dan doa mereka pasti dijawab, tetapi jika kita berdoa untuk diri kita sendiri, karena dosa yang telah kita lakukan, ada kemungkinan untuk tidak terijabahkan.

Ada beragam doa dari para sesepuh dan pemuka agama, yang semestinya digunakan pada Malam Qadar. Karena kita melihat kegemilangan isi dan makna dalam doa-doa ini, yang dengan sendirinya membuktikan kecakapan isinya. Beberapa doa yang cocok dibaca pada malam-malam ini adalah doa Makarimul Akhlak, doa Jausyan, doa taubat dan doa-doa lain yang ada dalam Shahifah Sajjadiyah. (HRY)

captcha