IQNA

Masjid Testour Tunis; Objek Wisata dan Simbol Koeksistensi Religius

19:12 - May 06, 2023
Berita ID: 3478345
TEHERAN (IQNA) - Masjid Agung Testour yang bersejarah di dekat ibu kota Tunisia telah menjadi daya tarik wisata di tingkat domestik dan internasional karena jamnya yang menakjubkan dan menaranya yang indah.

“Masjid Agung Testour adalah masjid yang terletak di kota Testour di provinsi Beja, Tunisia, yang berjarak 76 kilometer dari ibu kota negara ini,” menurut Iqna mengutip Sky News.

Masjid ini merupakan lambang seni arsitektur Andalusia, terutama karena menara masjid yang di atasnya terdapat prasasti.

Fasad masjid dipercantik dengan jendela ganda kecil dan penuh hiasan; Selain itu, terdapat jam mekanis di atas menara yang disesuaikan dengan jam matahari yang terletak di halaman masjid pada masa lalu.

Struktur menaranya mirip dengan menara lonceng Argonne yang terletak di Spanyol selatan. Ruang salat masjid agung Testour plus halamannya memiliki kapasitas sekitar seribu jamaah.

Dalam pembangunan masjid, selain keramik dan ubin berwarna, digunakan batu kapur, glasir dan marmer Spanyol, dan dalam pembangunan mihrab juga digunakan batu bata yang menonjol.

Menara; Simbol toleransi beragama

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Rachid Soussi, ketua Testour Preservation Association, mengatakan bahwa menara Masjid Agung Testour dirancang untuk melambangkan tiga agama, tentu saja, yang pertama adalah Islam dan yang kedua adalah Bintang Daud yang kita kenal (Yudaisme), serta Tritunggal Mahakudus Kristen. Simbol-simbol ketiga agama ini tidak diragukan lagi telah menunjukkan toleransi di antara berbagai warga kota ini.

Ketinggian menara mencapai 23 meter dan berbentuk segi delapan, dan ketika memasuki kota Testour, menara masjid menjulang ke langit dan mewakili pemandangan arsitektur Andalusia. Tanggal pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1630 M dan pendirinya adalah Muhammad Tagharino, seorang insinyur Spanyol. Dia yang datang ke kota ini dari selatan Spanyol bersama keluarganya, mulai membangunnya pada tahun 1610 dan dalam waktu 20 tahun.

Pada awal abad ke-17, Raja Philip III dari Spanyol, setelah Spanyol mendapatkan kembali kekuasaannya, memerintahkan deportasi semua orang yang menolak masuk Kristen, termasuk insinyur Muhammad Taghrino. Mereka menetap di Afrika Utara dan banyak dari mereka bermigrasi ke kota Testour di barat laut Tunisia.

Saat itu, jumlah imigran dari Spanyol ke Tunisia mencapai lebih dari 80 ribu orang. Mereka menyimpan kunci rumah mereka di Andalusia dengan harapan bisa kembali.

Masjid Agung Testour telah menjadi terkenal di dalam negeri dan internasional, dan wisatawan dari semua kota dan seluruh dunia datang untuk mengunjungi kota Testour yang bersejarah di Andalusia dan mengunjungi masjid tersebut.

Arah jarum jam berlawanan di atas menara masjid

Saat ini, terdapat jam mekanis elektronik di atas menara, yang secara otomatis disesuaikan oleh satelit dan diperbaiki serta berfungsi kembali pada November 2014.

Jam ini awalnya tampak aneh bagi para pengunjung masjid, sebuah jam yang tidak berfungsi selama tiga abad dan dianggap sebagai jam mekanis pertama yang diletakkan di atas menara masjid di dunia Islam.

Muka jam terbuat dari marmer dan angkanya terbuat dari tanah liat. Arah jarumnya adalah dari kanan ke kiri, yang berlawanan dengan gerakan jarum normal jam, dan inilah mengapa jam Masjid Agung Testour Andalusia ini mengejutkan banyak ilmuwan mengapa jarum jamnya berputar ke arah yang berlawanan.

Rachid Soussi menegaskan bahwa ada beberapa penafsiran terhadap cara kerja terbalik jam ini, salah satunya mengatakan melambangkan ziarah dan keliling Ka'bah dari kanan ke kiri, atau tulisan Arab dari kanan ke kiri dan berlari di stadion olimpiade dari kanan ke kiri.

Selain jam yang unik, kompleks Masjid Agung Testour memiliki ruang salat, dua halaman yang diaspal dengan karya Romawi dan Bizantium, sebuah biara, tangki air, dan jam matahari.

Namun dalam catatan lain tentang jam yang menakjubkan ini disebutkan bahwa insinyur Spanyol lebih suka memutar jam ke arah Andalusia, dan juga arah dari kanan ke kiri adalah arah peredaran darah dalam tubuh manusia untuk melambangkan cinta dan kerinduan sang pendiri masjid ini untuk negaranya, dia telah meninggalkannya karena paksaan.

Warga Testour menggambarkan jam tersebut sebagai simbol kota dan sumber kebanggaan bagi warganya. Banyak yang percaya bahwa itu adalah simbol koeksistensi dan toleransi beragama. (HRY)

4137999

captcha