IQNA

Apa Itu Alquran/ 1

Sebuah Kitab yang Diturunkan oleh Allah swt

19:53 - May 25, 2023
Berita ID: 3478423
TEHERAN (IQNA) - Ketika kita berpikir tentang esensi kitab, pertanyaan pertama yang muncul di benak kita adalah siapa penulisnya dan milik siapa kitab ini?

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw selama 23 tahun. Alquran tergantung pada kehendak Allah swt baik dalam hal isi dan tema, dan dalam hal kata-kata individu, dan tidak seorang pun, bahkan Nabi sendiri, memiliki hak untuk mencampuri atau mengubah kitab ini. Seperti yang kita baca dalam surah Al-Haqqah ayat 44 sampai 46:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya”.

Beberapa ayat Alquran memiliki ciri-ciri khusus yang menunjukkan bahwa pembicara ayat-ayat tersebut adalah Tuhan sendiri dan tidak menyisakan ruang untuk keraguan dalam hal ini:

  1. Tuhan sendiri yang menentukan pengirim kitab ini:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr: 9)

  1. Dalam beberapa kasus, wahyu terjadi tanpa perantara, yaitu Allah menurunkan Alquran langsung ke kalbu Nabi - dalam beberapa kasus, Allah menurunkan Alquran melalui perantara (Jibril al-Amin). Untuk memastikan bahwa perantara ini tidak menambahkan atau mengurangi apapun pada Alquran, Dia berfirman dalam surah Al-Baqarah: "Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Alquran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman."(QS. Al-Baqarah: 97) dimana ayat ini menunjukkan persetujuan Jibril dari Tuhan.
  2. Tujuan diturunkannya Alquran yang merupakan hati mulia Nabi (saw): Untuk memperjelas bahwa Nabi (saw) tidak mengatakan sesuatu dari dirinya sendiri dan bahwa semua yang dikatakannya adalah firman Allah, Allah berfirman dalam surah An-Najm ayat 3 dan 4:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”

Tapi apa artinya Nuzul Alquran? Memperhatikan poin ini akan membantu kita memahami esensi Alquran dengan lebih baik.

Ketika kita menggunakan kata "turun", maka harus ada tempat atau posisi yang tinggi dari mana benda itu keluar dan pindah ke posisi atau tempat lain yang lebih rendah darinya dan menetap di dalamnya. Memang benar bahwa Alquran diturunkan dari alam di atas dunia ini, tetapi ini tidak berarti bahwa, misalnya, Allah memiliki tempat di langit dan menurunkan Alquran dari tempat itu. Namun, ungkapan ini mengisyaratkan pada kedudukan dan tingkatan tinggi Tuhan dibandingkan dengan manusia

Poin lain tentang “Nuzul” adalah apakah turunnya Alquran seperti turunnya nikmat Allah lainnya dari langit? Artinya, apakah hujan yang diturunkan dari langit ke bumi itu seperti Alquran? Jawabannya tidak. Turunnya Alquran tidak seperti turunnya benda-benda lain, dan perbedaannya yang halus terletak pada dua kata (menggantung) dan (melempar). Allah menurunkan hujan ke bumi, yaitu yang diturunkan dari langit ada di bumi dan tetesan air ini tidak ada lagi di langit. Namun mengenai Alquran, kita harus mengatakan bahwa Tuhan tidak "melempar", melainkan "menggantung" Alquran. Artinya, meskipun Alquran diturunkan dan berada di tangan umat Islam, hubungan kitab ini dengan Tuhan yang lebih tinggi dan lebih besar dari langit dan bumi tidak terputus. (HRY)

captcha