IQNA

Apa Itu Alquran/ 16

Sebuah Kitab yang Hanya Bisa Dijangkau oleh yang Suci

5:21 - July 23, 2023
Berita ID: 3478673
TEHERAN (IQNA) - Alquran adalah kitab suci yang tidak seorang pun kecuali orang suci yang dapat mencapai kebenaran kitab ini, karena kitab ini memiliki banyak kebaikan bagi umat manusia dan membimbing manusia ke jalan yang benar, sangat penting untuk mengetahui siapa yang dapat mencapai kebenaran kitab ini.

Dalam surah Al-Waqiah, Allah swt menyebutkan salah satu sifat Alquran dan menjadikan pencapaian kebenaran hanya untuk orang-orang tertentu. Dalam Surat Al-Waqiah ayat 77-79, Allah berfirman:

إِنَّهُ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ فىِ كِتَابٍ مَّكْنُون لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُون

“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”.

Mengenai orang-orang yang disucikan, dua aspek disebutkan dalam ayat ini:

  1. Kesucian lahiriah: Menurut sebagian hadis, yang dimaksud dengan tidak menyentuh dalam ayat ini adalah tidak menyentuh tanpa berwudhu. Artinya, orang harus berwudhu untuk menyentuh ayat-ayat Alquran, karena wudhu mensucikan jiwa dan raga serta berdampak besar pada jiwa dan ruh manusia.

Imam Ridha (as) mengatakan: Allah telah memerintahkan wudhu dan memulai shalat dengan wudhu sehingga ketika seorang hamba berdiri di hadapan Allah dan berdoa kepada-Nya, dia (dalam keadaan) bersih dan suci serta patuh pada perintah-Nya dan dibersihkan dari kotoran dan keburukan.

Menurut jenis kesucian ini, semua orang dapat menyentuh Alquran dalam kondisi berwudhu.

  1. Kesucian batin: Kesucian jenis ini hanya untuk orang-orang tertentu dan tidak mencakup semua manusia. Dalam sebuah ayat dalam surat Al-Ahzab, Allah memperkenalkan mishdaq orang yang suci ini:

إِنَّما يُريدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهيرا

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)

Dalam penafsiran ayat ini dan mishdaq Ahlulbait (as), diriwayatkan dari istri Nabi bahwa: Rasulullah (saw) telah menyelimutkan jubah Khaybar di rumahnya, dan sedang tidur, ketika Fathimah memasuki pintu, sementara dia membawa sepiring makanan bersamanya. Rasulullah berkata: Panggil suamimu dan kedua putramu Hasan dan Husein. Fatimah kembali dan membawa mereka bersamanya. Saat mereka makan makanan itu, turunlah ayat tathir tersebut (QS. Al-Ahzab: 33).

Maka Rasulullah (saw) menutupkan pakaiannya ke atas kepala mereka, lalu mengeluarkan tangannya dari bawah pakaiannya, seraya menunjuk ke langit, dan berkata: Ya Allah, ini adalah Ahllbaitku, mereka adalah orang-orang istimewaku, jadi hilangkan najis dari mereka, dan sucikan mereka. Dan beliau mengulangi kata ini tiga kali.

Menurut riwayat ini dan riwayat lainnya, maksud dari Ahlulbait adalah empat belas manusia suci yang dijaga Allah dari segala jenis dosa. Oleh karena itu, Ahlulbait adalah orang-orang yang suci, yang mengetahui kebenaran Alquran, dan mereka adalah orang-orang yang suci, kecuali mereka, tidak seorang pun dapat menggapai Alquran. (HRY)

Kunci-kunci: Alquran  ، kesucian ، ahlulbait
captcha