IQNA

Apa Itu Alquran/ 10

Sebuah Kitab yang Lurus, Stabil dan Berharga untuk Membimbing Umat Manusia

18:35 - August 01, 2023
Berita ID: 3478718
TEHERAN (IQNA) - Dalam surah Al-Bayyinah, Alquran memperkenalkan kitab suci ini yang isinya padat dan lurus. Memperhatikan makna ini membimbing kita untuk mengetahui lebih banyak tentang Alquran.

Salah satu sifat yang diberikan Allah kepada Alquran adalah kelurusannya:

رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُوا صُحُفاً مُطَهَّرَةً فيها كُتُبٌ قَيِّمَةٌ

“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Alquran), di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 1-2)

"Qayyimah" berarti langsung, padat, berharga dan bernilai. "Qayyim" dikatakan kepada seseorang yang bersimpati dan membela kepentingan orang lain, dan "Qayyimah" adalah tanda menghargai keteguhan dan kelurusan ini.

Kita dapat mengatakan bahwa Alquran itu berharga ketika dalam contoh ini kita menghubungkan hanya satu atribut dengan Alquran, tetapi di tempat lain kita mengatakan bahwa Alquran adalah kitab paling berharga yang telah kita lihat sejauh ini. Pada kasus ini, kami menisbatkan sifat tersebut pada Alquan, juga menunjukkannya sebagai sifat yang lebih besar. Dalam ayat ini, kasus kedua terjadi.

Kelurusan Alquran dapat dikaji dengan dua cara.

  1. Kelurusan Alquran dan hukum-hukumnya

Oleh karena itu, ayat "Kutubun" berarti "tertulis" dan itu berarti aturan dan ketetapan yang telah ditentukan oleh Tuhan, dan inti dari ayat tersebut adalah bahwa ada isi yang tertulis dalam kitab-kitab samawi ini yang jauh dari segala bentuk penyimpangan. .

Allah telah dengan jelas menyatakan hakikat ini dalam ayat-ayat lain, misalnya dalam surah Al-Hijr ayat 9:

إِنَّا نحَنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ إِنَّا لَهُ لحَافِظُون

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

Dan juga di ayat lain, mengatakan bahwa tidak ada apapun di masa lalu atau masa depan yang dapat menghancurkan Alquran ini:

لَّا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَينْ‏ يَدَيْهِ وَ لَا مِنْ خَلْفِهِ  تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيد

“Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fussilat: 42)

  1. Memperkuat dan meluruskan masyarakat dan umat dengan Alquran

Selain perkembangan dan kemajuan individu, Alquran juga menekankan pada kemajuan dan kekuatan masyarakat, sehingga banyak menyebutkan poin dan aspek yang menyebabkan kekuatan dan persatuan masyarakat. Misalnya, kami menyebutkan dua hal:

Keadilan: Innallāha ya`muru bil-'adli wal-iḥsāni wa ītā`i żil-qurbā wa yan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkari wal-bagyi ya'iẓukum la'allakum tażakkarụn

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْاحْسَنِ وَ إِيتَاى ذِى الْقُرْبىَ‏ وَ يَنْهَى‏ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنكَرِ وَ الْبَغْىِ  يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)

Keadilan adalah salah satu asas yang pelaksanaannya menjadi alasan konsistensi dan stabilitas masyarakat, dan dengan pelaksanaannya, hak setiap orang terpenuhi dan jalan untuk melanggar hak orang lain tertutup, mengatur hubungan sosial yang sehat dan menjaga aturan aturan-aturan dan hukum-hukum Tuhan dalam masyarakat Islam, hanya mungkin dalam naungan keadilan.

Melarang riba: Yam-ḥaqullāhur-ribā wa yurbiṣ-ṣadaqāt, wallāhu lā yuḥibbu kulla kaffārin aṡīm

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَواْ وَ يُرْبىِ الصَّدَقَاتِ  وَ اللَّهُ لَا يُحِبُّ كلُ‏ كَفَّارٍ أَثِيم

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)

Riba dalam transaksi berarti lebih dari prinsip mengambil uang, rentenir telah dikecam oleh Allah dalam Alquran.

Salah satu dari dasar-dasar prinsip lainnya yang menjaga masyarakat adalah tidak meluasnya riba di tengah-tengah masyarakat, sebagaimana riba menyebabkan perselisihan dalam masyarakat, amalan infak dan sedekah juga penyebab memperkuatnya perekonomian masyarakat, karena harta riba akan merusak dan menghancurkan harta orang lain dengan berlipat ganda. Sementara amalan infak dan bersedekah, bukan hanya harta seseorang yang tidak akan hilang, bahkan karena niat yang murni di baliknya, Allah menambah nikmatnya. (HRY)

Kunci-kunci: Alquran  ، Stabilitas ، Masyarakat ، Manusia
captcha