Amirul Mukminin Ali (as) telah menyebutkan beberapa atribut mereka di Nahjul Balaghah dan mengungkapkan beberapa contohnya. Dia mengatakan dalam khotbah ke-154:
فِيهِمْ كَرَائِمُ الْقُرْآنِ وَ هُمْ كُنُوزُ الرَّحْمَنِ
“Ayat-ayat mulia Alquran berkenaan dengan mereka dan mereka adalah perbendaharaan Allah ar-Rahman”.
Amirul Mukminin (as) yang merupakan sahabat Nabi yang paling menonjol, dalam kalimat sebelum kalimat yang disebutkan di atas, menentukan arti audiens dan contohnya: Dia berkata: "Kami dekat dengan kenabian seperti pakaian yang melekat pada tubuh, kami adalah para sahabat kenabian dan harta karun kenabian. Dan kami adalah pintu masuk ke kenabian dan....” Kemudian ia mengisyaratkan sifat-sifatnya, yang salah satunya adalah diturunkannya ayat-ayat Alquran yang mulia tentang mereka.
Meskipun Amirul Mukminin mengklarifikasi contoh tersebut sampai batas tertentu dan menganggap dirinya sebagai salah satu contoh tersebut, arti dari kalimat "Kami adalah..." masih belum jelas. Seperti yang biasa dimaksud dengan (kami) di sini adalah para sahabat Nabi, karena Imam Ali juga dianggap sebagai salah satu sahabat Nabi.
Namun menurut ayat Tathhir dan hadis-hadis lain terkait masalah ini dari Imam maksum as, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud (kami) dalam khotbah ini adalah keluarga Nabi dan mereka adalah orang-orang yang yang mana ayat-ayat Alquran yang mulia diturunkan untuk mereka. Allah berfirman dalam ayat Tathhir:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Di bawah ayat ini terdapat riwayat yang penyebutannya memperjelas makna ayat tersebut, misalnya: Abdullah bin Katsir bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq (as) tentang turunnya ayat ini, dan Imam menjawab: Ayat ini diturunkan untuk Nabi (saw), Imam Ali (as), Sayyidah Fatimah (as), Imam Hasan dan Imam Husein (as). Ketika Nabi meninggal, Amirul Mukminin (as) menjadi Imam, setelah dia Al-Hasan dan setelah dia Al-Husein (as) menjadi Imam. Kemudian ta’wil ayat “Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)” (QS. Al-Anfal: 75) dan Ali bin Al-Husein (as) menjadi imam, maka hukum ini berlaku bagi para imam yang berasal dari keturunan Ali bin Al-Husein dan mereka menjadi penerus dan washi satu demi satu. Jadi menaati mereka berarti menaati Allah dan tidak menaati mereka berarti tidak menaati Allah.
Seperti yang disebutkan, imam dipilih oleh Allah swt dan setelah imam sebelumnya mati syahid, putranya mencapai maqom Imamah. Dalam hal ini, sebelum pembahasan kekerabatan dipaparkan, terlebih dahulu dipaparkan pembahasan tentang kehendak Tuhan.
Berdasarkan riwayat ini, dapat dipahami bahwa para audiens Alquran adalah lima orang, yang biografinya telah diriwayatkan di atas. (HRY)