IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Musa (as) / 19

Metode Pendidikan Mukjizat dalam Kisah Nabi Musa (as)

6:21 - August 14, 2023
Berita ID: 3478765
TEHERAN (IQNA) -Mukjizat adalah salah satu kriteria khusus para nabi, yang aspek pendidikannya dapat diidentifikasi dan diperkenalkan dalam cara dan kehidupan mereka.

Mukjizat itu berasal dari kata ‘Ajaza. ‘Ajaza berarti ketidakmampuan dan mukjizat berarti sesuatu yang orang lain tidak mampu melakukannya dan tidak ada orang lain yang mampu melakukannya. Mukjizat harus sesuai dengan klaim orang tersebut; Artinya, jika seseorang mengaku sebagai nabi dari Allah dan menganggap mukjizatnya adalah, misalnya menghidupkan kembali orang mati, maka orang mati harus hidup kembali untuk membuktikan kebenarannya.

Oleh karena itu, mukjizat bertentangan dengan kebiasaan (hal-hal yang tidak dapat terjadi secara alami) dan meskipun memiliki kesamaan dengan sihir dan sejenisnya, sihir tidak memiliki kekuatan untuk melawan dan menghadapi mukjizat, dan mukjizat disebut mukjizat dikarenakan faktor alami dan abnormalnya tidak gagal dan selalu menang.

Ilmu sihir tidak memiliki sumber Ilahi atau awal yang alami dan seringkali didasarkan pada permainan sihir, termasuk menyalip kecepatan penglihatan dan imajinasi.

Nabi Musa (as) adalah salah satu nabi yang melakukan banyak mukjizat selama hidupnya, dimana salah satunya disebutkan. Contoh ini memiliki efek pendidikan:

Ketika para tukang sihir pada hari keindahan dan dalam perkumpulan besar orang-orang dan firaun mengumpulkan semua tipu muslihat mereka dan menampilkan sihir mereka dalam bentuk seekor ular, Nabi Musa (as) menjadi takut dan putus asa sejenak. Nabi Musa (as) dari satu sisi takut orang-orang akan bubar dan melarikan diri setelah melihat sihir dari tukang sihir dan mereka tidak ada lagi sampai dia melempar tongkatnya, maka Firaun akan mengklaim kesetaraan antara kedua kelompok dan sebagai hasilnya upaya akan menjadi tidak efektif. Dan di sisi lain, dia takut masalah itu akan menjadi mencurigakan dan tidak diketahui orang-orang, dan mereka tidak akan dapat membedakan antara mukjizatnya dan sihirnya para penyihir, karena hampir mirip. Yang akibatnya, mereka ragu dan tidak percaya dan tidak mengikutinya.

Jadi Nabi Musa (as) melemparkan tongkatnya langsung dan tiba-tiba berubah menjadi naga besar dan melahap semua alat sihir dan alat kerja para tukang sihir.

Pada saat ini, kebenaran terungkap para penyihir dan mereka begitu terpengaruh oleh mukjizat Nabi Musa (as) sehingga tanpa pikir panjang, mereka jatuh ke tanah di depan Nabi Musa (as) dan menyatakan keimanan mereka kepada Tuhan Musa dan Harun. Mereka mengaku kehinaan diri di hadapan kuasa ilahi.

Efek pendidikan dari kejadian ini begitu jelas sehingga setelah kebenaran diklarifikasi dan hilangnya kebatilan, para penyihir Firaun jatuh ke tanah dan beriman.

* Diambil dari tesis studi analisis aspek pendidikan citra Nabi Musa (as) dalam Alquran. (HRY)

 

captcha