IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Yusuf (as)/ 39

Konsultasi dalam kisah Nabi Yusuf

14:40 - December 18, 2023
Berita ID: 3479365
IQNA - Segala kesalahan, bahkan kesalahan kecil sekalipun, memperlambat kemajuan manusia. Karenanya, tidak mudah mengambil keputusan dalam situasi apa pun. Oleh karena itu, konsultasi merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan manusia untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.

Salah satu metode pendidikan yang digunakan oleh Nabi Yusuf adalah berkonsultasi dengan orang bijak. Konsultasi dalam kata itu berarti menggali pendapat yang benar. Artinya ketika seseorang tidak mempunyai pendapat yang benar tentang suatu hal, dia akan berpaling kepada orang lain dan meminta pendapatnya.

Kemajuan dan kesempurnaan umat manusia didasarkan pada pemikiran dan interaksi timbal balik serta memanfaatkan gagasan dan pengalaman masing-masing, dan jika setiap orang hanya mengandalkan dirinya sendiri dan tidak pernah memanfaatkan pendapat, saran, dan pengalaman orang lain, niscaya umat manusia hidup pada tahap awal dan pada tingkat yang sangat sederhana dan mendasar. Selain itu, konsultasi dalam arti umum dan luas merupakan proses yang relevan bagi semua orang di segala era, namun di era sekarang relevan dengan cakupan yang lebih luas; karena teknologi baru telah membuat manusia menghadapi banyak kesulitan. Di dunia sekarang ini, tidak mungkin hidup tanpa konsultasi, partisipasi, dan pemikiran dengan orang lain.

Oleh karena itu, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata:

مَنِ اسْتَبَدَّ بِرَأْيِهِ هَلَكَ وَ مَنْ شَاوَرَ الرِّجَالَ شَارَكَهَا فِي عُقُولِهَا

“Siapa pun yang memilih dengan pendapat sendiri akan binasa, dan siapa pun yang berkonsultasi menjadi mitra dalam akal-akal mereka”. Demikian juga, Imam di tempat lain mengatakan:

مَا اسْتُنْبِطَ الصَّوَابُ بِمِثْلِ الْمُشَاوَرَة

“Jalan yang benar tidak diperoleh dari mana pun yang lebih baik dari konseling”.

Nabi Yusuf, sebagai salah satu nabi pilihan Tuhan dan teladan orang bijak di dunia, mendapat manfaat dari metode rasional ini dalam mendidik manusia dan memiliki kontribusi yang menentukan dalam berkonsultasi dengan orang bijak, dimana contohnya adalah sebagai berikut:

Ketika Nabi Yusuf (as) mendapat mimpi misterius, pertama-tama dia meminta ayahnya (Nabi Yaqub) untuk membimbingnya.

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS. Yusuf: 4)

Nabi Yaqub (AS) yang mengetahui tafsir mimpi, memberinya nasihat bijak:

قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا  إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia". (QS. Yusuf: 5)

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa langkah pertama Nabi Yusuf dalam pendidikannya adalah berkonsultasi dengan orang-orang yang bijaksana dan mempunyai pemikiran yang benar, yang secara jelas diperoleh dari ayat tersebut. (HRY)

 

Kunci-kunci: Alquran  ، Nabi Yusuf ، Tarbiah ، Konsultasi
captcha