IQNA

Dampak Rasa Syukur terhadap Kesehatan Mental

2:16 - February 09, 2024
Berita ID: 3479608
IQNA - Rasa syukur adalah kunci emas untuk mencapai kedamaian dan mencegah keruntuhan emosional dan psikologis pada saat stres; karena menjelaskan kesehatan seseorang dalam bidang kognitif, emosional dan perilaku.

Memiliki semangat bersyukur merupakan salah satu tanda kesehatan mental seseorang; sebab orang yang bersyukur telah mencapai tingkat pertumbuhan dan kesehatan dalam bidang ilmu dan wawasan yang membedakan nikmat dari siksa. Pada ranah perasaan dan emosi menandakan bahwa orang tersebut tidak menderita luka batin dan kejiwaan seperti kesombongan, kekikiran, kebencian dan iri hati. Dalam ranah perilaku, mengungkapkan rasa syukur dengan bahasa dan tindakan juga menunjukkan kesehatan mental.

Dengan kata lain, orang yang bersyukur adalah orang yang sehat baik dari segi pikirannya, dan dalam bidang emosi, perasaan, tingkah laku dan kinerja, semangat bersyukur ini sudah terekspresikan. Oleh karena itu, semakin lembut dan sehat seseorang, semakin besar pula semangat syukur dan penghargaan dalam dirinya. Allah swt telah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Terkadang Alquran memerintahkan rasa syukur bersamaan dengan penyebutan Tuhan. Penyandingan ini menunjukkan bahwa mengingat Tuhan dan nikmat-Nya menimbulkan rasa syukur dan penghargaan. Selain itu, sifat maksiat tidak berterimakasih dan tidak mengingat nikmat Allah menyebabkan kekafiran terhadap nikmat yang telah diperingatkan Allah kepada manusia.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Iman dan keyakinan akan takdir Tuhan juga mendatangkan kedamaian di hati orang beriman. Imam Ali (as) mengatakan dalam sebuah riwayat:

مَنْ وَثِقَ بِأنَ مَا قَدَّرَ اللَّهُ لَهُ لَنْ يَفُوتَهُ اسْتَرَاحَ قَلْبُهُ

“Barangsiapa yakin bahwa apa yang telah Allah takdirkan baginya tidak akan lepas, maka hatinya akan tenteram dan damai.” (HRY)

captcha