IQNA

Program Ekstensif Korea Selatan untuk Memanfaatkan Kapasitas Industri Halal

5:38 - February 10, 2024
Berita ID: 3479610
IQNA - Pihak berwenang Korea Selatan melihat industri halal sebagai peluang yang berkembang dan tidak boleh dilewatkan dan telah mengembangkan rencana ekstensif untuk hadir di pasar yang sedang berkembang pesat ini.

Menurut Iqna, mengutip Al Jazeera, ada pemandangan tak terduga yang menarik perhatian banyak peserta pameran halal internasional di Malaysia yang digelar September lalu.

Para penanggung jawab stan Korea Selatan yang termasuk di antara stan negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Kuwait, menyarankan pengunjung untuk mengunjungi produk-produk halal yang ditawarkan di stan ini, mulai dari rumput laut hingga produk kesehatan.

“Pasar makanan halal adalah lautan dengan potensi pertumbuhan yang besar,” kata Lee Young-jaek, kepala divisi ekspor makanan di Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan Korea Selatan, mengatakan kepada Al Jazeera.

Setelah banyak berinvestasi di dunia film, televisi, dan musik pop, Korea Selatan kini menyadari potensi industri halal global, yang menentukan gaya hidup sekitar 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia.

Namun wajar saja jika produksi produk halal sangat tidak sesuai dengan negara Korea yang jumlah penduduk muslimnya diperkirakan kurang dari 200 ribu jiwa atau kurang dari 0,4% dari jumlah penduduk. Namun, meningkatnya permintaan akan makanan dan jajanan Korea di Asia Tenggara, dimana budaya pop negara tersebut memiliki jumlah pengikut yang semakin besar, menghadirkan peluang yang berpotensi menguntungkan bagi eksportir Korea.

Menurut perusahaan riset Dinar Standard, umat Islam di dunia hanya menghabiskan 1,27 triliun dolar untuk makanan halal pada tahun 2021, dan angka ini diperkirakan akan mencapai 1,67 triliun dolar pada tahun 2025.

Pemerintah Korea Selatan ingin mendorong dunia usaha untuk berinvestasi di bidang ini, dengan menawarkan bantuan mulai dari pengujian dan analisis makanan hingga subsidi untuk biaya sertifikasi dan kampanye iklan untuk menghubungkan pembeli dan pemasok.

Pada tahun 2015, Presiden Korea saat itu Park Geun-hye menandatangani perjanjian dengan Uni Emirat Arab untuk mempromosikan perdagangan di pasar baru, termasuk makanan halal.

Di Daegu, kota terbesar keempat di Korea Selatan, pemerintah daerah telah meluncurkan proyek aktivasi makanan halal dengan tujuan meningkatkan jumlah perusahaan bersertifikat halal di kota tersebut sepuluh kali lipat dan melipatgandakan ekspor menjadi $200 juta pada tahun 2028. Walikota Daegu baru-baru ini menggambarkan pasar halal sebagai peluang yang tidak dapat diabaikan.

Lotte Foods, CJ CheilJedang, Daesang dan Nongshim termasuk di antara raksasa makanan Korea yang telah meluncurkan produk bersertifikat halal mulai dari kimchi hingga kue beras.

Tahun lalu, Korea Selatan mulai mengekspor daging sapi asli Korea halal yang dikenal dengan nama hanwoo untuk pertama kalinya setelah mendapat izin dari otoritas urusan Islam di Malaysia.

November ini, Kementerian Pertanian Korea Selatan mengumumkan bahwa Korean Muslim Foundation yang berbasis di Seoul dan Korea Halal Marjah Company telah menandatangani perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di Jakarta.

Berdasarkan perjanjian tersebut, perusahaan pertanian dan pangan Korea dapat melakukan ekspor ke negara tersebut tanpa memerlukan sertifikat tersendiri dari Badan Sertifikasi Halal Indonesia setelah mendapat sertifikat halal di Korea Selatan. (HRY)

 

4198813

captcha