IQNA

Keteraturan Sosial dalam Islam

10:04 - May 15, 2024
Berita ID: 3480082
IQNA - Apa yang dikemukakan Islam tentang tatanan sosial melampaui tatanan yang dinyatakan orang lain. Dari sudut pandang Islam, tatanan sosial harus sedemikian rupa sehingga dalam bayangannya hak-hak dan kebebasan individu serta keadilan sosial tidak dirugikan. Masyarakat juga harus memberikan wadah bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Masyarakat seperti ini memerlukan aturan yang ketat. Tidak diragukan lagi, karena keterbatasannya, manusia tidak dapat mencapai hukum trans-temporal dan trans-spasial, kecuali dengan terhubung ke sumber di luar manusia.

Di sisi lain, tidak mungkin terciptanya ketertiban dalam masyarakat tanpa adanya pihak-pihak yang membela pelaksanaan hukum dan hak-hak individu dan sosial. Oleh karena itu, Islam memberikan hukum dan syarat-syarat khusus bagi para penegak hukum, dan pemenuhan syarat-syarat tersebut dalam beberapa kasus tidak berada di tangan manusia.

Salah satu wujud ketertiban adalah menepati komitmen; Karena dengan mengikuti ketertiban dan perencanaan yang benar maka janji dan kewajiban dapat dipenuhi. Alquran mengatakan dalam surah Al-Mu'minun:

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya” (QS. Al-Mu'minun: 8). Dikutip dari Nabi Muhammad (SAW): "Siapa yang tidak memiliki perjanjian, tidak memiliki agama". Oleh karena itu, mereka menekankan dalam riwayat tersebut bahwa untuk menguji keimanan dan komitmen orang lain, “janganlah kamu banyak-banyak melihat salat dan puasanya, karena mereka sudah terbiasa dan jika meninggalkannya maka mereka akan takut, tetapi lihatlah kejujuran dan kepercayaan mereka”.

Pada saat-saat terakhir hidupnya yang penuh berkah, Nabi saw bersabda kepada Amirul Mukminin (as): “Kembalikan amanah kepada pemiliknya, baik dia orang baik atau orang berdosa, berharga atau tidak berarti. Sekalipun itu berupa benang atau kain dan pakaian yang dijahit”. Nabi aw bahkan sangat berhati-hati dalam menepati janjinya.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah berjanji kepada seseorang untuk menunggunya di samping gunung atau batu dan bersabda: “Aku akan tinggal di sini sampai kamu datang.” Maka terik matahari menjadi terik. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah SAW, apa jadinya jika kamu pergi ke tempat teduh? Rasulullah saw bersabda: Tempat yang kami janjikan adalah tempat ini”. (HRY)

Kunci-kunci: Keteraturan ، Sosial ، islam
captcha