IQNA

Booming Perdagangan Halal di Cina dan Konsekuensinya terhadap Dunia Arab

17:02 - June 04, 2024
Berita ID: 3480198
IQNA - Meningkatnya kehadiran Cina dalam ekonomi halal global membantu meluncurkan fase baru kerja sama ekonomi dan persaingan antara dunia Arab dan Cina.

Menurut Iqna mengutip situs Carnegie, akar ekonomi Islam dan perdagangan produk halal bermula dari asal muasal Islam itu sendiri. Meskipun umat Islam yang tinggal di negara-negara mayoritas Muslim menganggap remeh produk halal di pasar mereka, gagasan ini berubah pada tahun 1970an ketika Indonesia, Filipina, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya di mana populasi Muslim dan non-Muslim hidup berdampingan, mulai memperkenalkan standar-standar tersebut yang digunakan untuk menentukan produk yang layak diberi label halal, sehingga memulai jalan baru bagi perekonomian Islam global.

Menurut penelitian terbaru, pasar global untuk produk halal, diperkirakan mencapai $2,3 triliun, memenuhi kebutuhan hampir dua miliar konsumen Muslim di seluruh dunia.

Dalam hal ini, kehadiran ekonomi dan komersial Cina yang kuat di pasar halal global semakin meningkat hingga pada tahun 2021, Beijing menjadi eksportir utama barang dan jasa halal ke 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan nilai 40,4 miliar dolar.

Ekspor Cina oleh negara-negara ini mencakup berbagai macam produk. Sementara itu, dengan merebaknya wabah Covid dan meningkatnya permintaan global akan senyawa obat halal, negara ini pun ikut aktif di bidang ini.

Berkat pengalaman Cina di bidang bioteknologi dan kemitraan strategis dengan perusahaan farmasi ternama di dunia Islam seperti perusahaan Malaysia dan Maroko, dominasi Cina di bidang perusahaan farmasi yang aktif di industri halal semakin meningkat sampai-sampai menjadi pesaing ekonomi terbesar Teluk Persia.

Namun, pendekatan Cina ini tidak hanya dilakukan secara sepihak, karena para pemain utama di kawasan Teluk Persia, seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga ingin memanfaatkan kemajuan teknologi dan kemampuan industri Cina, dengan harapan dapat memperkuat posisi ekonomi mereka melalui ini.

Kendati demikian, jika menyangkut kredibilitas sertifikasi produk halal, peringkat Cina berada di bawah; karena sertifikat yang diberikan oleh negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara Arab lebih unggul dalam hal keabsahan, yang sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa negara-negara tersebut beragama Islam.

Sementara mengenai sertifikat halal Cina, kredibilitas negara ini dipertanyakan karena banyaknya kasus yang dilaporkan mengenai toko rantai makanan Cina yang menjual produk daging babi dengan nama produk halal. (HRY)

 

4219728

Kunci-kunci: Perdagangan Halal ، cina ، Dunia Arab
captcha