Menurut Iqna mengutip Dar Al Hilal, Syekh Al-Azhar Ahmad Al-Tayeb menekankan dalam pidatonya di Malaysia, Keterjalinan umat Islam dengan Nabi saw yang membawa umat manusia keluar dari kegelapan kebodohan dan membimbingnya menuju cahaya ma’rifah, rahmat dan kedamaian seiring berjalannya waktu menjadi lebih kuat dan lebih stabil. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di bumi bagian timur dan barat sedang mempelajari cara hidup dan sunnah Nabi serta menghargai beliau sebagaimana layaknya dan yakin bahwa beliaulah penghubung antara kegelapan dunia dan cahaya langit.
Kata-kata itu diucapkan Syekh Al-Azhar pada resepsi khusus yang digelar Persatuan Muhammadiyah Indonesia, salah satu lembaga Islam terpenting di Indonesia yang memiliki sejarah lebih dari satu abad di Jakarta. Acara ini diadakan dalam rangka perjalanan ketiganya ke Indonesia.
Dalam acara ini dikaji tentang penyebaran Islam dan perannya dalam memperkuat perdamaian di dunia, serta melibatkan sekelompok orang, termasuk para pengurus Persatuan Muhammadiyah, yang dihadiri para rektor universitas, dan sekelompok elit, intelektual, dan pemikir Indonesia.
Syekh Al-Azhar menunjuk pada kata-kata yang meskipun baru saat ini, namun telah disebutkan sejak zaman dahulu, menekankan: “Meragukan keabsahan, nilai dan keaslian Sunnah Nabi, menantang para perawi Hadis dan juga Syariat Islam, yang mana didasarkan pada Sunnah ini, akan menimbulkan kerancuan dalam agama Islam dan membuka jalan bagi distorsi ayat-ayat, keputusan dan undang-undang Islam.”
Di akhir sambutannya, Syekh Al-Azhar berpesan agar para ulama Indonesia memperhatikan hadis profetik dan sebaiknya dimasukkan ke dalam kurikulum karena ini akan menjadi faktor untuk melindungi generasi muda dari penyimpangan intelektual. (HRY)