Menurut Iqna mengutip Arab 21, Brigade Al-Qassam, cabang militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), pada Jumat memuji serangan pesawat tak berawak Ansarullah Yaman menembus ke wilayah pendudukan, yang mengakibatkan kematian seorang Zionis.
Al-Qassam menerbitkan sketsa di saluran Telegram-nya yang menunjukkan sebuah drone terbang di atas Tel Aviv dengan tulisan Jaffa di satu sayap dan bendera Yaman di sisi lain.
Rencana ini merupakan kutipan dari perkataan Abu Ubaidah sebelumnya, juru bicara al-Qassam, dimana ia mengatakan: Salam kepada saudara-saudara kita di Yaman; Yaman, Arabisme dan Islam, yang terpengaruh oleh tangisan dan seruan rakyat kami. Mereka bangkit dengan persaudaraan abadi Arab, mendobrak batasan geografis dan mendukung serta membela Gaza dengan seluruh kekuatan dan tekad mereka.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Ansarullah, mengumumkan pada Jumat, 19 Juli bahwa Tel Aviv menjadi sasaran drone bernama Yafa. Ia menyatakan bahwa pesawat tempur Ansarullah melakukan operasi militer kualitatif termasuk menyasar salah satu sasaran penting di wilayah Jaffa yang diduduki, dan menjelaskan bahwa operasi ini dilakukan dengan UAV baru bernama Jaffa, yang mampu melewati sistem intersepsi dan radar musuh. Dan operasi ini berhasil mencapai tujuannya.
“Ansarullah menyatakan wilayah Jaffa yang diduduki sebagai wilayah yang tidak aman dan wilayah ini akan menjadi sasaran utama dalam jangkauan senjata kami dan fokus kami adalah menargetkan front internal musuh Zionis dan mencapai kedalamannya,” imbuhnya.
Ia menekankan bahwa Houthi memiliki banyak target di wilayah pendudukan Palestina, termasuk target militer dan keamanan yang sensitif, dan dengan pertolongan Allah, kami akan terus menyerang target tersebut sebagai respons terhadap pembantaian dan kejahatan yang dilakukan musuh terhadap saudara-saudara kita di Palestina setiap hari.
Di sisi lain, rezim pendudukan Israel mengakui akibat serangan drone Houthi di Tel Aviv pada Jumat pagi, satu orang Zionis tewas dan sejumlah lainnya luka-luka.
Seorang pejabat militer Israel mengatakan sebuah pesawat tak berawak "sangat besar" yang dapat melakukan perjalanan jarak jauh digunakan dalam serangan di Tel Aviv. Dalam wawancara dengan AFP, dia menambahkan bahwa drone tersebut terdeteksi, namun kesalahan manusia menyebabkan sistem intersepsi dan pertahanan gagal.
Radio tentara pendudukan Israel melaporkan bahwa drone tersebut menghantam lokasi dekat gedung konsulat AS di Tel Aviv. Ini adalah pertama kalinya sebuah drone mencapai kedalaman ini di wilayah pendudukan tanpa terkena sistem pertahanan udara tentara pendudukan. (HRY)