IQNA

Catatan:

Penghormatan Imam Husein (as) terhadap Rasa Cinta Keindahan Keluarga

10:43 - July 22, 2024
Berita ID: 3480450
IQNA - Dari sejumlah riwayat dapat dipahami bahwa Imam Husein (as) dan para imam (as) suci lainnya menghormati rasa cinta keindahan istri dan anak-anak mereka dan memberi mereka fasilitas yang diperlukan sesuai dengan standar konvensional pada masa itu.

Hujjatul Islam wal Muslimin Eisa Eisazadeh, anggota dewan akademik Lembaga Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan Alquran, menulis dalam sebuah catatan yang ia berikan kepada Iqna Qom: cinta dan kasih sayang diperlukan untuk kehidupan keluarga:

جَعَلَ بَیْنَکُمْ مَوَدَّةً وَ رَحْمَةً

Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang” (QS. Ar-Rum: 21); berdasarkan hal tersebut, terciptalah kehidupan yang ceria dan damai dalam cahaya cinta, kelembutan dan kebaikan anggota keluarga dan terutama pasangan terhadap satu sama lain; Sebagaimana diriwayatkan tentang Rasulullah saw:

کانَ رَسُولُ اللَّهِ اَرْحَمَ النَّاسِ بِالنِّساءِ وَ الصِّبْیانِ

Rasulullah aw adalah orang yang paling baik hati terhadap wanita dan anak-anak. Kurangnya rasa cinta dalam rumah, baik antar pasangan maupun antara orang tua dan anak, menyebabkan runtuhnya sistem keluarga.

Imam Husein (as) sangat mencintai Sayyidah Rubab, dan beliau tidak ragu-ragu menyatakan cinta ini. Ini adalah ciri khusus beliau dan salah satu semangat pribadinya. Apa yang dikutip dalam sumber puisi Imam Husein mengenai hal ini sangat terkenal: “Aku bersumpah demi jiwamu, aku menyukai rumah yang ada Rubabnya. Aku mencintainya dan aku memberikan semua hartaku di jalan ini”.

Tampilan rasa cinta antar anggota keluarga dalam peristiwa Asyura dapat kita pahami dengan jelas, cinta ini begitu dalam sehingga setelah semua kejadian pahit dan robeknya tenggorokan bayi yang berusia enam bulan, Sayyidah Rubab melantunkan syair untuk Imam Husein (as) tentang hubungan mendalam mereka, yang dalam puisi tersebut Imam Husein ini digambarkan sebagai gunung yang menjadi sumber kedamaian dan keamanannya. Imam Husein (as) adalah seorang Imam dan risalahnya adalah untuk membimbing masyarakat. Imam sangat memperhatikan kebutuhan istrinya dan mengisinya dengan cinta dan keamanan sehingga bahkan setelah syahid, istrinya membacakan puisi untuknya, ini adalah tanda-tanda praktis kita.

Kasih sayang terhadap anak merupakan hal internal yang Allah titipkan dalam hati orang tua, namun yang memiliki dampak pendidikan adalah ungkapan kasih sayang tersebut. Imam Husein (as) sebagai model pendidikan yang handal dan paripurna, menganggap kecintaan terhadap anak sebagai salah satu kebutuhan esensialnya dan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk.

Kadang dengan memeluk dan menempel di dada anak di bawah umur, kadang dengan menciumnya, dan kadang dengan mengucapkan kata-kata yang manis dan penuh kasih sayang. Ubaidullah bin Utbah juga mengatakan: “Saya bersama Imam Husein (as) ketika putranya masuk. Imam Husein (as) memanggil Imam Sajjad (as) dan memeluknya serta menempelkannya ke dadanya dan menciumnya di antara kedua matanya. Lalu dia berkata: Ayahku jadi tebusanmu! Betapa harum dan indahnya”. Mereka berkata seolah-olah imam sudah lama jauh dari anaknya. Imam berkata, “Kebetulan, saya baru saja keluar rumah, tapi kami Ahlulbait (as) sangat sayang terhadap keluarga kami”.

Imam Husein (as) memberikan perhatian khusus pada pada keinginan istrinya, cinta dan rasa cinta keindahan instirnya, dan terkadang karena itu, imam menghadapi kritik dari para sahabat sahabatnya, namun dia menghormati keinginan alami dan sah dari istrinya. Jabir meriwayatkan dari Imam Baqir (as): “Beberapa orang mendatangi Imam Husein (as), tiba-tiba mereka melihat karpet mahal dan permadani mewah dan indah di rumahnya (as). Mereka berkata: Wahai putra Rasulullah, kami melihat benda-benda di rumahmu yang tidak menyenangkan bagi kami. Kami menganggap tidak pantas untuk memiliki perangkat ini di rumah Anda. Imam berkata:

إنّا نَتَزَوّجُ النِّساءَ فَنُعطیهِنَّ مُهُورَهُنَّ فَیَشتَرینَ بِها ما شِئنَ، لَیسَ لَنا فیهِ شی ءٌ

“Dari pernikahan, kita membayar mahar kepada perempuan dan mereka membeli apa pun yang mereka suka untuk diri mereka sendiri. Tidak ada satu pun barang yang Anda lihat berasal dari kami”.

Biografi Imam menekankan bahwa dari segi ekonomi, perempuan dalam keluarga dapat mencapai apa yang diinginkannya, bahkan salah satu dari mereka menyiapkan perhiasan untuk anak-anaknya, yang merupakan salah satu narasi menyakitkan dari peristiwa Asyura, yaitu anting-anting dari telinga Sayyidah Ruqiyyah (as) ditarik, ini berarti Imam peduli dengan kebutuhan kecantikan wanita dan putrinya, dan bahkan jika imam sendiri adalah seorang Imam yang hidup sederhana, namun peduli dengan kebutuhan anggota keluarganya.

Dalam riwayat lain, Imam Shadiq (as) ditanya: “Bolehkah membelikan perhiasan untuk anak-anak? Imam berkata: Ali bin al-Husein (as) menyiapkan perhiasan emas dan perak untuk anak-anak dan istrinya dan menghiasi mereka dengan perhiasan tersebut. Berdasarkan hadis-hadis ini dan hadis-hadis serupa lainnya, Imam Husein (as) dan para Imam (as) suci lainnya menghormati rasa cinta keindahan istri dan anak-anak mereka dan memberi mereka fasilitas yang diperlukan sesuai dengan batasan konvensional pada masa itu”. (HRY)

 

4227202

captcha