Dalam wawancara dengan IQNA, merujuk pada proses penyelenggaraan kursus mimbar Alquran pada bulan Muharram dan kelanjutannya pada bulan Safar di seluruh tanah air, ia mengatakan: “Mengingat penekanan Pemimpin Tertinggi pada Alquranisasi masjid dan dewan, kelompok Mahfel mencoba menerapkan rencana agar program-program lembaga keagamaan bahkan khatib masjid berporoskan pada Alquran selama bulan Muharram. Atas dasar itu setiap perkataan dan pernyataan yang disampaikan di mimbar hendaknya berlandaskan Alquran agar masyarakat dapat memahami bahwa gaya hidup kita bersumber dari Alquran”.
Produser khusus program Mahfel menambahkan, rencana edukasi mimbar dan ceramah Alquran dilaksanakan berdasarkan uji coba sebelum awal Muharram di kota suci Qom, Isfahan dan Masyhad untuk pelajar. Setelah tiga puluh hari pelatihan, para siswa ini dikirim ke dewan kota di negara tersebut pada dekade pertama Muharram untuk menjadi model mimbar Alquran.
Penyelenggaraan mimbar Qurani dalam 50 delegasi
Ia menyatakan pada dekade pertama Muharram, sekitar 50 mubaligh dikirim ke 50 delegasi di seluruh negeri, meskipun beberapa mubalgih mengumumkan bahwa mereka akan hadir di lebih dari satu delegasi dan mencakup hingga tiga delegasi pada saat yang bersamaan.
Hashemi Golpayegani, mengatakan bahwa mimbar Qurani dalam bentuk dimana semua hadirin dalam delegasi memegang Alquran di tangan mereka dan seorang qari hadir di sebelah mimbar dan khatib serta membacakan ayat-ayat yang diinginkan khatib dengan suara yang indah.
Pelaksanaan lingkaran Alquran terkemuka di rute longmarch dari Najaf ke Karbala
Hashemi Golpayegani melanjutkan, dengan tibanya Arbain Huseini, program Mahfel juga telah mempertimbangkan beberapa maukib untuk mengadakan lingkaran penting Alquran di rute longmarch dari Najaf ke Karbala dengan kehadiran tuan rumah dan qari internasional program Mahfel, termasuk Ahmed Abul Qasimi dan Hamed Shakernejad. (HRY)
4229009