Menurut Iqna, kemarin, 3 Desember, merupakan Hari Penyandang Disabilitas Internasional dan merupakan event internasional yang diusung PBB sejak tahun 1992.
Pada tanggal ini telah diperingati dengan berbagai tingkat keberhasilan di seluruh dunia, dan peringatan hari ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang isu-isu disabilitas dan memobilisasi dukungan terhadap hak-hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas. Demikian juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran atas capaian integrasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Dalam beberapa ayat Alquran dengan jelas menyebutkan penyandang tunanetra, tunarungu, orang cacat jasmani dan rohani serta mengingatkan mereka akan hak-haknya. Pandangan Alquran terhadap penyandang disabilitas sepenuhnya manusiawi dan menganggap mereka sebagai manusia yang tubuhnya berbeda dengan orang normal. Namun pada prinsipnya kemanusiaan dan hak asasi manusia tidak ada bedanya dengan manusia biasa.
Allah swt telah berfirman dalam surah An-Nur ayat 61:
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِنْ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَانِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَعْمَامِكُمْ أَوْ بُيُوتِ عَمَّاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخْوَالِكُمْ أَوْ بُيُوتِ خَالَاتِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَفَاتِحَهُ أَوْ صَدِيقِكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Tidak ada halangan bagi orang buta, orang pincang, orang sakit, dan dirimu untuk makan (bersama-sama mereka) di rumahmu, di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya, atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagimu untuk makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah itu, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) kepadamu agar kamu mengerti.”
Disabilitas adalah sebuah keterbatasan, namun bukan merupakan sebuah ketidakmampuan. Disabilitas dan keterbatasan, dalam kacamata ajaran wahyu, menunjukkan hikmah tertinggi Tuhan dalam memunculkan kemampuan terpendam dalam diri manusia. Alquran telah menyatakan bahwa adanya cacat dalam kehidupan manusia merupakan ujian dari Tuhan. Seperti yang Allah firmankan:
وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَ الْجُوعِ وَ نَقْصٍ مِنَ الأَمْوالِ وَ الأَنْفُسِ وَ الثَّمَراتِ وَ بَشِّرِ الصَّابِرينَ؛ الَّذينَ إِذا أَصابَتْهُمْ مُصيبَةٌ قالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ راجِعُونَ؛ أُولئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَواتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَ رَحْمَةٌ وَ أُولئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”
Marwan Abdul Ghani Hasan Abdul Ghani adalah salah satu qari Alquran dari kawasan kota di sebelah barat provinsi Sohaj Mesir, yang meskipun didiagnosis menderita autisme, telah mengatasi tantangan ini dan mencapai kesuksesan dalam menghafal dan qiraat Alquran.
Ayahnya Hasan Abdul Ghani menemukan bakat Marwan dalam menghafal Alquran dan berusaha memupuk bakat Ilahi tersebut agar ia bisa menjadi salah satu qari Alquran di Mesir dan dunia Arab di masa depan.
Marwan Abdul Ghani adalah contoh nyata dalam mengatasi tantangan untuk mewujudkan impian dan memperkuat bakat terpendam, dan dia ingin melihat hari ketika Alqurannya disiarkan di radio dan diafirmasi oleh para qari media ini.
Dia juga mencari masa depan cerah dengan kemajuan dalam edukasi dan tilawah Alquran serta disuport dan dihormati oleh warga Mesir. Bakat Alqurannya juga terlihat pada anggota keluarganya yang lain, dan mereka juga termasuk penghafal dan qari Alquran.
Berikut ini Anda dapat melihat sebagian bacaan dari qari luar biasa ini. (HRY)