Sayyidah Fatimah adalah putri bungsu Muhammad (saw). Menurut kepercayaan umum, Nabi Islam (saw) memiliki empat putri dan tiga putra, enam di antaranya lahir dari Khadijah dan satu putra dari Maria al-Qibtiyah. Nama anak-anak tersebut adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum dan Fathimah (as). Semua anak Nabi (saw) kecuali Fatimah (as) meninggal pada masa hidup Nabi dan keturunan Nabi hanya berlanjut dari jalur Sayyidah Zahra (as).
Berbagai pendapat tentang arti Kautsar telah disebutkan dalam ayat mulia “Inna A’thainaka al-Kautsar” (QS. Al-Kautsar: 1). Beberapa dalil, antara lain ayat ketiga “إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ” yang berbunyi: Sesungguhnya musuh [yang berbicara kepada] kamu [menggunjing] adalah dirinya sendiri yang tidak mempunyai keturunan dan generasi [dan terputus dari segala amal dan berkah], menunjukkan yang dimaksud dari ayat tersebut adalah keturunan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yaitu anak-anak Fatimah (as).
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan penulis biografi mengenai tanggal lahirnya. Tanggal lahirnya disebutkan di sebagian besar sumber Sunni, seperti "Tabaqat al-Kubra" karya Ibnu Saad dan "al-Ishabah" karya Ibnu Hajar al-Asqalani, 5 tahun sebelum Kenabian dan ketika kaum Quraisy sibuk memulihkan Ka'bah; Namun di sebagian besar sumber Syi'ah, tahun kelahirannya disebutkan 5 tahun setelah bi’tsah Nabi.
Kata "Fatimah" adalah sifat dan berasal dari masdar "Fatama". Fatama dalam bahasa Arab artinya memotong, memutus dan memisahkan. Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Shawa'iq al-Muhriqah dan Nasa'i dalam Sunan telah menyebutkan “Allah menamakannya Fatimah karena Dia memutus dia dan para pecintanya dari api neraka.” Fattal Nishabouri menukil dari Imam Jafar as-Shadiq di Roudzat al-Waidzin: "Dia disebut Fatimah karena dia terputus dari kejahatan dan keburukan." Ada nama lain untuk Fatimah, seperti “Siddiqah”, “Mubarakah”, “Thahirah”, “Zakiyah”, “Radhiya”, ”Mardhiyyyah”, “Muhadaddah”, “Batul” dan “Zahra”. Salah satu julukan terpentingnya adalah "Ummu Abiha", yang berarti "ibu dari ayahnya". Nabi Muhammad (saw) memberikan julukan ini kepada putrinya karena pada tahun-tahun setelah wafatnya Khadijah, Fatimah, meskipun ia masih kecil, selalu mengitari di sekitar Nabi seperti kupu-kupu, dan jika manusia mulia itu terluka dalam perang, meskipun masih kecil, akan mengobati dan menyembuhkan luka dan rasa sakit.
Hanya sedikit laporan sejarah tentang kehidupan Fatimah saat masih anak-anak dan remaja. Menurut riwayat sejarah, setelah dakwah nabi secara terang-terangan, Fatimah menyaksikan kekerasan kaum musyrik terhadap ayahnya dalam beberapa kasus. Selain itu, tiga tahun masa kecil Fatimah dihabiskan di syi’ib Abi Thalib dan di bawah tekanan ekonomi dan sosial kaum musyrik terhadap Bani Hasyim dan para pengikut Nabi Islam. Fatimah juga kehilangan ibunya Khadijah saat masih kecil. Keputusan Quraisy untuk membunuh Nabi (saw), keberangkatan malam Nabi dari Makkah dan hijrah ke Madinah, dan hijrahnya Fatimah ke Madinah bersama Ali (as) dan beberapa wanita merupakan peristiwa paling penting dalam masa kecil az-Zahra as. (HRY)