Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik Majid Takht-Ravanchi mengatakan bahwa Iran tidak memiliki uang yang diblokir di negara lain karena sanksi.
Pada bulan Oktober 2025, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 2231, JCPOA akan berakhir dan setelah tanggal ini, tidak akan ada JCPOA.
Dia menekankan bahwa tidak ada pesan yang dipertukarkan antara Iran dan AS.
JCPOA ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. Mantan Presiden AS Donald Trump secara ilegal menarik diri dari kesepakatan tersebut pada tahun 2018 sementara Presiden AS saat ini, Joe Biden, telah mengisyaratkan bahwa dia siap untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
Rusia, Inggris, Jerman, China, AS, dan Prancis telah berunding dengan Iran sejak April 2021 untuk memulihkan kesepakatan tersebut.
Pembicaraan untuk menyelamatkan JCPOA dimulai di ibu kota Austria, Wina, pada bulan April 2021, dengan tujuan untuk mengkaji keseriusan Washington dalam bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut dan mencabut sanksi anti-Iran.
Negosiasi tersebut telah terhenti sejak bulan Agustus karena Washington bersikeras pada posisi kerasnya untuk tidak mencabut semua sanksi yang dijatuhkan kepada Republik Islam tersebut oleh pemerintahan Trump sebelumnya. Iran menegaskan bahwa pihak lain perlu memberikan sejumlah jaminan bahwa mereka akan tetap berkomitmen pada setiap kesepakatan yang dicapai. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com