IQNA

Catatan

Tujuan Bi’tsah Nabi saw dalam Surah Al-Jumu’ah

12:22 - January 29, 2025
Berita ID: 3481494
IQNA - Berdasarkan pengelompokan surah-surah Alquran dalam ajaran Rasulullah saw, maka surah Al-Jumu’ah termasuk dalam tujuh surah Musabbihat yaitu surah 17, 57, 59, 61, 62, 64, dan 87. Tema utama dari semua surah dalam kumpulan ini adalah maqom Nabi Muhammad (saw) sebagai Penutup para Nabi dan keistimewaan Alquran sebagai Penutup Kitab-kitab samawi.

Al-Jumu’ah adalah nama surah keenam puluh dua dalam Alquran dalam urutan permanen mushaf Alquran. Surah ini, dengan 11 ayat, terbagi dalam dua unit tematik (ruku’): 1 hingga 8 ruku’ pertama, dan 9 sampai 11 adalah ruku’ kedua.

Berdasarkan pengelompokan surah-surah Alquran dalam ajaran Nabi (saw), maka surah Al-Jumu’ah termasuk dalam tujuh surah Musabbihat, yaitu surah 17, 57, 59, 61, 62, 64, dan 87. Tema utama dari semua surah dalam kumpulan ini adalah maqom Nabi Muhammad (saw) sebagai Penutup para Nabi dan keistimewaan Alquran sebagai Penutup Kitab-kitab suci, dan dalam masing-masing dari tujuh surah ini, aspek-aspek tertentu disajikan dan dijelaskan secara rinci.

Surah Ash-Shaff merupakan padanan dari surah Al-Jumu’ah dan kelompoknya. Kedua surah ini ditempatkan berurutan dalam teks tertulis dan abadi Alquran melalui ajaran Allah yang bijaksana, sehingga keduanya memiliki banyak relasi semantik satu sama lain, termasuk setelah ayat keenam dari surah Ash-Shaff menceritakan kabar gembira tentang Isa, putra Maryam, kepada Bani Israel, yang akan menjadi nabi berikutnya adalah Ahmad:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

(Ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang utusan Allah yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Nabi Muhammad).” Akan tetapi, ketika utusan itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. Ash-Shaff: 6). Langsung saja pada ayat pembuka surah Al-Jumu’ah disebutkan pengutusan khatamul Anbiya, Muhammad Mustafa saw, dan dijelaskan bahwa tujuan terpenting dari pengutusan dan risalah Khatamul Anbiya adalah bahwa sebelum manusia dapat mengenal kitab terakhir Allah melalui teks tertulis, maka manusia harus mendengarkan (istima’) Alquran dan kalam Allah dalam kondisi yang berbeda-beda (ayat demi ayat dan surah demi surah) dalam format tematik yang merupakan gabungan bijak dari beberapa ayat (satu ruku’). Dan setelah mengulanginya beberapa kali, hendaknya memantapkannya di dalam hati mereka (Yatlu alaihim) sehingga secara bertahap dasar untuk mempelajari hikmah dari kitab suci siap bagi mereka dan setiap orang bisa berada di jalan pensucian jiwa, pertumbuhan dan kebahagiaan:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunah)”. (QS. Al-Jumu’ah: 2)

Maka dengan cara demikian, setiap manusia, selaras dengan semua makhluk Allah, akan menjadi musabbbih (yang memuji) dan zakir (yang mengingat) Allah yang Maha Besar, seorang hamba-Nya yang layak, dan akan mendapatkan dan dipenuhi dengan kemuliaan, hikmah, keutamaan dan ampunan Ilahi:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ... و اذکروا الله کثیراً لعلّکم تفلحون

Bismillahirrahmanirrahim. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah Yang Maharaja, Mahasuci, Mahaperkasa, lagi Mahabijaksana....  dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 1 dan 10)

Setelah menjelaskan tujuan penting dari risalah Nabi Muhammad (saw) ini, seperti halnya surah-surah musabbihat lainnya, maka menganalogikan risalah uswah hasanah teladan terbaik dari Khatamul Anbiya dengan para nabi Ilahi lainnya, khususnya risalah Nabi Musa (as) dan kisah instruktif tentang kaum Yahudi dan Bani Israel, sehingga umat Islam dapat mengambil pelajaran penting dari nasib orang-orang Yahudi, agar tidak berperilaku seperti mereka, dan menjauhkan diri dari keyakinan mereka yang salah serta berlepas diri, dan mengetahui bahwa ancaman terbesar bagi umat Islam dan masyarakat manusia berasal dari orang-orang Yahudi yang anti-Tuhan dan anti-manusia. (HRY)

 

4262221

Kunci-kunci: Tujuan ، Bi’tsah ، Nabi saw ، Surah Al-Jumuah
captcha