IQNA

Hujjatul Islam Nawab

Bagaimana Cara Berpartisipasi dalam Pahala Haji

16:27 - May 04, 2025
Berita ID: 3482010
IQNA - Wakil Wali Faqih dalam urusan haji dan ziarah menyebut bahwa melayani keluarga jemaah, menjenguk jemaah, melayani dan menyelesaikan permasalahan masyarakat, melaksanakan salat sepuluh malam di hari kesepuluh, dan sebagainya, sebagai bagian dari ikut berpartisipasi dalam pahala haji. Ia menjelaskan: "Hal terpenting dalam haji adalah keikhlasan."

Menurut Iqna, Hujjatul Islam Sayyid Abdul Fattah Nawab, perwakilan Pemimpin Tertinggi untuk urusan haji dan ziarah, menjadi pembicara sebelum khotbah salat Jumat di Teheran menjelang dimulainya pemberangkatan jemaah haji negara Iran ke tanah wahyu pada tahun 2025.

Dalam pidatonya sebelum khotbah shalat Jumat di Teheran, ia mengisyaratkan bahwa setiap tahun ada slogan yang dipertimbangkan untuk haji, dan berkata: "Slogan untuk haji tahun ini adalah "perilaku Alquran, konvergensi Islam, dan mendukung Palestina yang tertindas."

Hujjatul Islam Nawab melanjutkan: Dalam ayat 97 surah Al-Ma’idah, kita juga membaca:

جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ

Allah telah menjadikan Ka‘bah, rumah suci itu sebagai pusat kegiatan (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. Allah telah menempatkan Ka’bah untuk stabilitas dan kestabilan masyarakat manusia dan masyarakat ilahi, dan stabilitas serta kestabilan masyarakat Islam adalah hasil dari pemanfaatan rekayasa Allah dan peran haji dengan benar. Jika haji dilakukan dengan benar, tidak akan ada ruang tersisa bagi musuh-musuh Islam.

Ia menyatakan keprihatinannya bahwa ibadah haji tidak dilaksanakan di tempat yang semestinya, dengan syarat-syaratnya sendiri, dan dengan cara yang telah ditetapkan oleh Allah dalam penciptaan alam semesta. “Jika ibadah haji dilaksanakan dengan benar, maka tidak akan ada lagi tempat bagi musuh-musuh Islam di antara umat Islam,” ucapnya.

Koeksistensi: Pelajaran Besar dari Haji

Salah satu pelajaran haji adalah hidup berdampingan. Saat haji, ketika kita duduk di Masjidil Haram, ada seorang jemaah yang duduk di sebelah kita dari timur dunia, dari Malaysia dan Indonesia, dan seorang dari barat dunia, dari Maghreb dan Maroko. Artinya, mereka hadir di sana dari seluruh dunia, dan mereka semua memiliki satu tujuan: Hidup berdampingan dengan budaya, warna kulit, dan bahasa yang berbeda.

Stabilitas masyarakat tergantung pada pembelajaran dari haji

Perwakilan Wali Faqih dalam urusan haji dan ziarah menggambarkan kehidupan sederhana sebagai pelajaran lain dari haji dan berkata: “Selama haji, setiap orang mengenakan pakaian Ihram dan beribadah kepada Tuhan dengan dua potong handuk. Menghindari dan menjauhi dosa-dosa lainnya merupakan pelajaran haji.

Bagaimana kita bisa ikut berpartisipasi dalam pahala haji?

Hujjatul Islam Nawab, mengacu pada kenyataan bahwa beberapa orang bertanya bahwa kita tidak memiliki kesempatan untuk pergi haji, adakah yang bisa mengganti pahala haji? Ia berkata: Imam Sajjad (as) berkata bahwa jika seseorang melayani keluarga orang yang telah pergi haji, maka ia akan mendapat bagian dari pahala jemaah haji.

Hujjatul Islam Nawab menganggap, mengunjungi jemaah haji sebagai salah satu cara untuk memperoleh berkah haji dan berkata: "Ketika jemaah haji kembali, jika kalian mengunjungi jemaah haji karena rasa hormat, Allah akan memberikan kalian pahala seperti halnya seorang jemaah haji." Menurut riwayat, menyelesaikan permasalahan masyarakat, mengurus orang yang tertimpa musibah, dan melaksanakan salat Jumat pahalanya sama dengan mengerjakan haji.

“Dan orang-orang yang melaksanakan salat sunah pada malam-malam sepuluh, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, peziarah Imam Husein (as) dan peziarah Imam Ridha (as), akan mendapatkan pahala yang setara dengan pahala haji,” imbuhnya. (HRY)

 

4279770

captcha