Mikael Bagheri; Dirjen Alquran, Itrah dan Salat Kementerian Pendidikan yang mendapat penghargaan sebagai Aktivis Budaya Pendidikan dan Pelatihan pada acara penutupan Pameran Alquran Internasional ke-32 oleh himpunan para abdi Alquran hadir di studio Kantor Berita Alquran Internasional dan memberikan penjelasan atas pertanyaan seputar kinerja departemen ini, bentuk kerja sama dengan lembaga dan organisasi Alquran lainnya, serta langkah-langkah yang telah ditempuh departemen ini, sebagaimana dapat Anda baca di bawah ini:
Iqna - Sebagai pertanyaan pertama, apa saja bidang utama kinerja-kinerja yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Alquran, Itrah dan Salat Kementerian Pendidikan, dan apakah berhasil merealisasikannya?
Dr. Kazemi, Menteri Pendidikan pemerintahan ke-14, mengumumkan dan menjelaskan prioritas sejak awal. Prioritas terpentingnya adalah salat.
Di bidang Alquran, departemen juga mengemban tiga misi, salah satunya adalah pembahasan pendidikan publik dalam Alquran.
Tugas berikutnya adalah topik menghafal; sebagaimana kita ketahui, Pemimpin Tertinggi telah lama menyampaikan bahwa kita harus memiliki 10 juta hafiz, karena itu Menteri Pendidikan menekankan bahwa harus ada yang dilakukan di bidang hafalan, sehingga kita bisa mencapai sebagian besar target yang belum tercapai. Dalam bidang pembinaan perlindungan, pendidikan merupakan salah satu lembaga yang paling berhasil, dan apabila semua lembaga, organisasi, dan institusi berperan aktif dalam bidang ini seperti halnya pendidikan, maka kita akan mengalami kemajuan yang pesat ke arah ini.
Identifikasi dan pengembangan bakat merupakan tuntutan ketiga dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ditegaskan bahwa jangan sampai ada peserta didik yang tidak menyadari bakat yang dimilikinya, atau tidak mampu mengembangkan bakat tersebut karena keterbatasan yang dimilikinya, khususnya dalam bidang Alquran. Dalam bidang Itrah, penekanan juga diberikan pada pemberian peran edukatif kepada setiap siswa, yang menghasilkan pada terbentuknya dewan siswa.
Rencananya, berdasarkan Rencana Pembangunan Ketujuh, kami akan meluncurkan 1.200 sekolah konservasi formal selama lima tahun ke depan, beberapa di antaranya saat ini sedang beroperasi dalam tahap uji coba.
Kami berupaya melembagakan kurikulum, dan dalam kasus Alquran, selain melembagakan dan memperkuatnya, kami juga membahas identifikasi dan pengembangan bakat, dan kadang-kadang kami juga melakukan pekerjaan profesional.
Apabila semua pengajar mampu menguasai Alquran, dan seiring dengan itu, organisasi penelitian dan perencanaan pendidikan semakin tekun berupaya membuat isi buku pelajaran lebih menarik, maka sisi ketiga segitiga ini, yakni pembelajar Alquran, secara tidak sadar akan semakin menumbuhkan gairah dalam mempelajari Alquran. (HRY)