Seyed Mohammad Mojani, Ketua Kelompok Kerja Kegiatan Alquran Komite Kebudayaan Markas Besar Arbain, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan IQNA: “Pertumbuhan 5 persen kegiatan Qurani Arbain tahun ini dibandingkan tahun lalu merupakan hasil dari kerja jihad para aktivis Alquran dalam karavan Qurani Arbain Imam Ridha as."
“Hal ini tercapai berkat partisipasi Pusat Alquran Haram Suci Razavi selama operasi Qurani Arbain selama delapan hari di Irak, dan kami mampu memberikan kontribusi yang signifikan untuk memperkaya waktu para peziarah Arbain dengan kegiatan keagamaan dan Alquran dengan melaksanakan sekitar seribu program Alquran,” lanjutnya.
Ketua Kelompok Kerja Kegiatan Alquran Komite Kebudayaan Markas Besar Arbain menyatakan: "Karavan tahun ini diikuti lebih dari delapan puluh qari Alquran dan kelompok tawasih, termasuk aktivis Alquran dari Iran dan 13 negara berbeda. Mereka melaksanakan program di berbagai rute menuju Karbala, termasuk Najaf, Diyala, Hilla, Baghdad, dan Tariq al-Ulama. Hal ini dilakukan secara tertib dan teratur karena sebelum acara dan prosesi dilaksanakan, semua peserta didata, dan sesuai jadwal, para sahabat dalam karavan dibagi ke dalam beberapa kelompok dan mendatangi setiap tempat untuk melaksanakan program."
Mojani melanjutkan, dalam hal konten dan pembahasan landasan intelektual, karavan Qurani Imam Ridha (as) menjadikan ayat-ayat surah An-Nashr dan Al-Fath sebagai inti program eksekutif para sahabat qari dalam karavan Alquran ini. Dalam hal ini, ayat-ayat tersebut beserta terjemahan dan tafsirnya diberikan kepada para praktisi Alquran. Selain itu, sesuai dengan koordinasi yang dilakukan dengan Organisasi Dakwah Islam, beberapa mubaligh Alquran dari proyek "Hidup dengan Ayat-Ayat" juga hadir di Irak, dan konsep serta ayat-ayat mereka juga disampaikan kepada para peziarah dalam bentuk brosur. Tentu saja, mengingat kondisi yang terjadi pasca Perang Dua Belas Hari, ayat-ayat yang disampaikan memiliki nuansa jihad dan perlawanan.
“Di antara keistimewaan Karavan Qurani Noor tahun ini adalah kehadiran sekelompok perempuan penghafal Alquran dari Republik Islam yang diutus ke Irak selama enam hari dan mampu melaksanakan lebih dari 50 program Alquran, serta hadir dalam prosesi khusus perempuan. Keberhasilan mereka dalam melaksanakan program khusus perempuan mendorong atabah Husieni untuk mengundang mereka mengadakan kursus pelatihan di tempat-tempat suci sepanjang tahun,” tegasnya.
Aktivis Alquran ini berkata: “Program Karavan Qurani Arbain Imam Ridha (as) berakhir pada hari Arbain dengan acara penutupan di Tenda Huseini, yang dihadiri oleh Dr. Khairuddin, Direktur Darul Quran atabah Huseini, dan anggota Karavan Alquran Republik Islam Iran dan para qari Irak”.
Di penghujung, Mojani mengatakan: “Perlu saya sampaikan bahwa berbagai lembaga dari Republik Islam Iran diutus untuk memberikan layanan kepada para peziarah, dan berbagai media juga mengadakan maukib selama hari-hari tersebut; anggota karavan Alquran menghadiri sebagian besar maukib lembaga dan organisasi serta membawakan program acara, yang sebagian besar diliput oleh jaringan nasional Lembaga Penyiaran Iran, seperti Nasim, program Saluran Ketiga, dan program khusus Saluran Kedua Lembaga Penyiaran Iran. Selain itu, jaringan radio Alquran, Alquran dan Maarif, dan berbagai jaringan televisi provinsi juga meliput program karavan ini selama lebih dari 80 jam, sementara maukib media Mualla yang berlokasi di atap Lapangan Aqila di Karbala dan berbagai platform di dunia maya juga memberitakan kegiatan ini”.
Film penutupan Karavan Qurani Arbain Imam Ridha (as)