IQNA

Wawancara IQNA dengan Juri Mesir:

Sabotase Wakaf Mesir Terimbas dari Politisasi/ Badai Berlalu

13:07 - May 21, 2015
Berita ID: 3306110
IRAN (IQNA) - Ust. Taha Mohamed Abdul Wahab, Juri bagian nada Musabaqoh Internasional Al-Quran Iran ke-32 menganggap keputusan Wakaf Mesir yang tidak mengirim qari ke Iran pada bulan Ramadhan sebagai sebuah badai politik, yang akan cepat berlalu.

Ust. Taha Mohamed Abdul Wahab saat wawancara dengan IQNA, dalam menjawab pertanyaan terkait sabotase akhir Kementerian Wakaf Mesir untuk tidak mengirim para qari Mesir ke Iran untuk tilawah dalam majelis-majelis Al-Quran pada bulan Ramadhan mengatakan, keputusan ini, menurut saya terpengaruh dari politisasi dan merupakan sebuah badai yang akan cepat berlalu.
Lebih lanjut, qari istimewa ini dengan mengungkapkan keterkejutan masalah ini mengatakan, keputusan Wakaf Mesir ini benar-benar politik dan saya senantiasa menegaskan bahwa setiap orang harus melakukan kinerjanya, diplomat harus bekerja dalam politik dan melakukan urusan politik dan para aktivis Al-Quran juga harus bekerja dalam ranah Al-Quran dan melakukan aktivitas-aktivitas Al-Quran.
Syaikh Taha Mohamed Abdul Wahab terkait reaksi para aktivis dan masyarakat Al-Quran Mesir terhadap keputusan Kementerian Wakaf ini mengatakan, para qari Mesir tidak hanya mencintai tilawah di majelis-majelis Al-Quran di Iran saja, bahkan di segala penjuru dunia, misalnya Syaikh Abdul Basit melakukan lawatan ke India dan bahkan melakukan perjalanan ke sebagian kawasan dimana Allah Swt tidak disembah di tempat-tempat tersebut, dan sekembalinya ke Mesir, ada beberapa orang menyertainya, sementara mereka telah memeluk Islam dan bersaksi akan keesaan Allah (Swt) dan kenabian Rasulullah (Saw) dan memeluk agama Islam.
Selanjutnya, qari terkemuka Mesir ini dengan menegaskan bahwa tanggung jawab dan risalah qari Al-Quran adalah menyampaikan pesan Al-Quran dan tilawah indah ayat-ayat dalam majelis-majelis Al-Quran, mengatakan, saya yakin bahwa keputusan Kementerian Wakaf Mesir benar-benar merupakan sebuah keputusan politik dan merupakan sebuah badai yang akan cepat berlalu, dikarenakan Al-Quran Al-Karim sebagai kitab suci kaum muslimin dan kalam wahyu akan mengumpulkan kaum muslimin dan menyatukannya.
Demikian juga, terkait undangan Iran kepada para kompetitor semua negara-negara dunia meskipun terdapat perbedaan politik dan ketegangan dengan negara-negara ini mengatakan, tindakan ini sangat baik dan terpuji, saat kompetisi seperti piala dunia dapat mengumpulkan semua masyarakat, lantas kenapa Al-Quran tidak menjadi penyebab persatuan?!
Ustad Mesir ini terkait evaluasi tingkat para qari dan hafiz Musabaqoh Internasional Al-Quran Iran ke-32 menjelaskan, musabaqoh ini sangat besar dan penuh dengan urgensitas, karena kompetisi dalam tingkat dunia, dengan dihadiri oleh para qari dan hafiz dari seluruh penjuru dunia, dan ini sudah sewajarnya dengan memperhatikan nuansa musabaqoh, sebagian para kompetitor merasakan stress dan berada di bawah tekanan dan gelisah, namun secara keseluruhan, musabaqoh ini diselenggarakan dalam tingkat tinggi dan para qari dan hafiz terkemuka ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini.
Syaikh Taha Mohamed Abdul Wahab dalam kelanjutan wawancaranya memuji kehadiran Presiden Iran dalam acara pembukaan Musabaqoh Internasional Al-Quran Iran ke-32 dan mengatakan, kehadiran ini lebih membuat berharga dan bernilai musabaqoh ini dan memberikan prestise khusus padanya.
Juri Mesir bagian nada periode musabaqoh ini mengatakan, saya yakin bahwa para qari musabaqoh akan mengetengahkan tilawah-tilawah indah mereka dalam tahap final dan semi final dan akan menunjukkan kemampuannya.
Anggota Komite Juri ini mendeskripsikan tinggi tingkat tilawah qari Iran dan mengatakan, qari Iran mengetengahkan tilawah istimewa dan menurut saya akan sampai pada tahap semi final, dikarenakan dia telah menjaga dengan baik hukum-hukum terkait tilawah dan tajwid Al-Quran.
Qari Mesir ini menambahkan, qari Iran tidak berhasil hanya dalam beberapa letak Al-Quran, namun saya merasakan bahwa ia termasuk salah seorang qari yang akan sampai pada tahap semi final.
“Orang yang melantunkan tilawah dan orang yang tidak melantunkan dan dalam beberapa hari mendatang akan melantunkan tilawah, semuanya menunggu dan mereka saling mendengarkan tilawah selainnya dan setiap qari telah mengatur program-program untuknya bagaimana bisa berhasil dan kami tidak ingin memprediksikan dan harus menunggu siapa yang memiliki kecakapan, maka dia akan naik,” tambahnya.
Syaikh Taha Abdul Wahab di penghujung wawancara ini terkait Iran dan kadar kepedulian masyarakat negara Iran terhadap Al-Quran mengatakan, beberapa hari lalu dari dimulainya Musabaqoh saya hadir dalam sebuah konferensi Tilawah Al-Quran di Teheran dan selama tiga hari saya duduk dan berbincang-bincang dengan para hafiz dan qari Iran;  dan setelah itu, dua hari saya pergi ke Masyhad dan disitu saya hadir di pertemuan para wanita dan qari Al-Quran dan saya berupaya mengetengahkan materi-materi baru kepada para pecinta Al-Quran, yang mana bagi para audien adalah hal yang sangat indah.

3305710

Kunci-kunci: quran
captcha