Ketika kita berbicara tentang keistimewaan-keistimewaan pribadi Imam Khomeini Ra, kita tidak dapat berkata bahwa revolusi yang beliau lakukan adalah hasil ketidaksengajaan atau hasil dari keadaan di luar alam sadar; tetapi hal ini dapat kita bayangkan bahwa revolusi ini adalah hasil pemikiran yang mendalam Imam Ra dan beliau telah memperoleh makna yang nyata dan sebenarnya dari revolusi tersebut, sehingga pemikiran ini menyebabkan beliau menyusun rancangan untuk dimensi budaya dan kekuatan energy kepada revolusi sesuai dengan yang diinginkan Islam.
Sebenarnya dapat dikatakan bahwa gerakan Imam ra berbeda dengan gerakan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya seperti gerakan revolusi politik Islam di masa konstitusi atau gerakan pada priode kezaliman, atau gerakan kecil Islam yang dilakukan oleh Sayid Nuwab Shafawi. Gerakan revolusi yang dilakukan oleh Imam Ra lebih dekat dengan kenyataan; karena telah diulas bahwa beliau adalah sebuah faktor dari seorang sosok yang memiliki pengaruh yang handal dalam perjuangan dan penyadaran umat masyarakat ketika itu dan sejalan bersama mereka. Berbeda dengan pegerakan yang dilakukan oleh kelompok yang berkorban demi Islam (Fadaiyane Islam) atau perjuangan Ayatullah Kasyani yang mana keduanya dibangun dengan politik teror, hal semacam ini biasanya tidak akan membawa hasil. Selain itu juga dalam perjuangan seperti ini tidak mendapat sambutan dan perlindungan dari rakyat. Dengan alasan ini Imam Ra dari sejak awal perjuangannya, metode yang dipakai adalah menggunakan rakyat umum secara sukarela dan beliau sadar akan hal ini bahwa situasi bagian dalam tidak mampu memberikan pengaruh yang begitu tajam terhadap Iran dan faktor-faktor luar lebih berpengaruh terhadap Iran, dan permainan politik internasional khususnya politik Amerika telah menekan para pejabat untuk selalu menjaga dan mendukung bahkan membela kemaslahatan-kemaslahatan mereka para penjajah.
Mengenal Permasalahan Dalam Negeri
Imam Ra dengan pengenalan beliau tentang permasalahan dan situasi dalam dan pengaruh luar yang begitu kuat, telah memulai gerakannya. Mungkin alasan kemenangan gerakan politiknya adalah ketidakikutcampuran beliau dalam permasalahan luar negeri. Beliau situasi kehidupan dan permasalahan dalam negeri dijadikan oleh beliau sebagai pondasi dasar pergerakannya; karena penduduk dan masyarakat Iran dari dekat telah menyentuh kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka tidak memerlukan teori yang bermacam-macam yang mereka perlukan adalah amal. Dan teori itu hanya bermanfaat bagi orang-orang yang mengerti politik sedangkan rakyat tidak mengerti akan masalah tersebut.
Imam Ra mengenai permasalahan luar negeri memberikan kesadaran kepada bangsa namun hal itu tidak dijadikan sebagai batu pondasi gerakannya. Beliau hanya berbicara tentang kelaparan bangsa, tidak adanya kebebasan, dan keistimewaan-keistimewaan pemerintahan dan kediktatoran mereka, dan gerakannya senantiasa bersama dengan pemikiran yang dalam dan logika yang mantap. Gerakan Imam Ra adalah gerakan Islam yang murni yang sama sekali tidak didukung oleh kelompok apapun hanya rakyat yang membela dan mendukung revolusi Iran sampai akhirnya.
Ide Pemerintahan Islam
Imam Ra dari sejak awal revolusinya senantiasa memikirkan untuk menegakkan pemerintahan Islam. Kesadaran dan kewaspadaan beliau sampai pada upaya bahwa jika pemerintahan syah Falevi tumbang apa yang mesti dilakukan semua itu telah diperkirakan dan telah dipikirkan matang-matang. Karena jatuhnya system pemerintahan dan kekuasaan yang kemudian digantikan dengan perantara sebagian orang dan kelompok dari sisi politik dan pemikiran dalam menentang Islam dan kemaslahatan-kemaslahatan rakyat sama sekali tidak bermakna. Orang-orang sayap kiri sampai pada batas-batas tertentu bersatu dengan persatuan uni soviet, dan jabhat milli, (persatuan rakyat) –walaupun bangkit menentang pemerintahan syah- namun mereka dalam siasat politiknya masih bergantung kepada Inggris atau Amerika.
Dan ketika kita kembali mengulang dan merujuk kepada buku fikih yang ditulis oleh Imam, sebenarnya Wilayah al-Faqih-lah yang menjadi kaidah dasar untuk sebuah pemikiran dalam permasalahan kepemerintahan Islam. Oleh karena itu, seseorang yang berbicara tentang Wilayah al-faqih secara tidak langsung pasti memiliki ide untuk pemerintahan Islam.
Pemerintahan Islam yang menjadi ide pemikiran Imam dari sejak awal revolusi, tidak hanya merasakannya dalam sentuhan sentuahan asumsi atau teori belaka, akan tetapi beliau menegaskan bahwa pendirian dan penegakannya pun akan dapat terealisasi dengan baik. Dengan menelaah sejarah revolusi dan pemerintahan dapat disimpulkan bahwa sebenarnya secara detail dan partikal pemerintahan Islam tidak menyodorkan sebuah program yang khusus; dengan alasan ini Imam Ra setelah revolusi masih tetap mengizinkan Mahdi Bazarghan yang memiliki pandangan politik tidak Islami untuk tetap beraktifitas. Dia adalah seorang yang pandai dan berpendidikan, dia memiliki pandangan hampir mirip dengan pandangan Islam tetapi menurut pandangannya yang kurang berpengalaman adalah sesuatu yang wajar jika kita mengadakan hubungan dengan Amerika, karena Amerika adalah bapak politik Iran kontemporer dan Iran di zaman syah.
Masuknya Para Rohaniawan dalam Pemerintahan
Setelah revolusi, Imam sebagai seorang sosok marja' yang diikuti bernagkat ke Qom dan kekuasaan diserahkan kepada rakyat setempat. Pada awalnya beliau menolak para rohaniawan untuk masuk dan memegang kepemerintahan, karena beliau merasa mereka tidak memiliki pengalaman dalam permasalahan-permasalahan politik dan kepemerintahan. Dengan demikian, penyerahan jabatan-jabatan penting seperti kepresidenan atau perdana menteri kepada rohaniawan bukan suatu hal yang memiliki maslahat dan beliau hanya memberikan jabatan-jabatan kepada mereka sesuai dengan kapasitas dan spesialisasi mereka dibidangnya. Seperti menyerahkan jabatan pengadilan agung kepada Syahid Doktor Bahesti.
Imam selalu menegaskan untuk tinggal di Qom, seandainya beliau tidak mempunyai penyakit jantung maka tidak melazimkan beliau untuk tinggal di Teheran. Bisa saja beliau tinggal di Qom dan memantau dari jauh tanpa harus ikut campur dalam urusan pemerintah, namun walaupun orang-orang yang berada disekitar adalah orang-orang yang ikhlas dalam mengemban tugas, namun masih banyak faktor-faktor yang masih menghalangi mulus dan lancarnya revolusi Islam ini.
Dan akhirnya beliaupun meninggalkan kita semua pada tanggal 14 Khurdad 1368 bertepatan dengan 3 juni1989 di usianya yang ke 86. Salam atasmu wahai Ruhallah, salam atasmu di hari engkau dilahirkan dan di hari engkau dibangkitkan, semoga Rohmu bahagia di sisiNya. Amin