IQNA

Catatan Peneliti India di Hari Peringatan Penghancuran Baqi’\

Tempat-tempat Suci dalam Sandera Keluarga Al Saud/ Bangkitlah Umat Muslim

15:43 - July 06, 2017
Berita ID: 3471372
ARAB SAUDI (IQNA) - Di hari memperingati penghancuran pusara para imam Baqi’ (As), seorang pengajar universitas dan peneliti muslim India dalam sebuah pembahasan mengecam kebungkaman dan keacuhan umat muslim dunia di hadapan kesinambungan aksi-aksi penghancuran dan anti Islam pemerintahan Al Saud.

Menurut laporan IQNA, dalam pembahasan ini yang dipublikasikan Senin (3/7) di harian Times / Indiana, bertepatan dengan tanggal 8 Syawal, hari penghancuran Baqi’, Ali Khan Mohammadabad, pengajar sejarah dan ilmu politik universitas Ashoka menulis: hari ini (Senin) adalah hari memperingati sebuah insiden dimana para pejabat pemerintah Saudi telah menghancurkan pusara kerabat Rasulullah (Saw), sebuah insiden yang terjadi pada tahun 1925. Pada tanggal 8 Syawal pada tahun tersebut pasukan pemerintah mulai menghancurkan sejumlah tempat di dua kota Mekah dan Madinah, sementara pusara-pusara ini belum pernah terjamah dari 1200 tahun lalu dan tidak ada seorangpun yang berani mendiskreditkan kehormatannya.

Namun para pejabat Saudi mengklaim bahwa di sepanjang 1200 tahun ini, seluruh cendekiawan, para ilmuwan dan fakih serta umat muslim seantero dunia telah keliru terkait hal ini (menghormati Baqi dan menziarahinya) dan ketika Muhammad bin Abdul Wahab dengan perjanjian dengan nenek moyang pemerintah Al Saud di Arab Saudi, memasuki siklus kekuatan di negara ini, telah meluruskan kekeliruan umat muslim.

Monster Arab Saudi; Akar Ekstremisme di Dunia Modern

Di dunia sekarang ini, masyarakat seantero dunia sedang mengkhawatirkan kelompok dan organisasi seperti ISIS, Alqaeda, Boko Haram, Taleban, dan secara global apa yang disebut dengan Terorisme Islam, dan senantiasa berbicara tentang Islam ekstrem dan Islam ekstremisme. Namun dipaparkan pertanyaan, kenapa di tengah orang- orang ini tidak ada satupun pembicaraan tekait sebab dan akar-akar masalah ini serta penyebaran monster perang dan psikis ini?

Kenapa tidak ada seorangpun yang berfikir tentang hal ini, yaitu kebijakan internal dan luar negeri sebuah pemerintahan menyebabkan hal ini, kenapa tidak ada seorangpun yang berperasangka aksi-aksi pemerintah Saudi, yang memegang tampuk kepemimpinan lewat para pejabat Inggris dan sekarang ini didukung dan dijaga oleh pemerintah Amerika dan memiliki hubungan sangat intim dengan Israel, menjadi faktor munculnya kelompok-kelompok ini? Kenapa dari satu sisi umat muslim dan para penganut mazhab di seantero dunia disuport untuk melakukan aksi-aksi melawan barat dan dari sisi lain umat muslim ini di depan kinerja-kinerja negara dan pemerintahan yang didukung oleh dunia Barat ini, lebih memilih bungkam dan tidak melakukan protes atas kinerja-kinerja ini.

Kenapa umat muslim ketika ada seorang pendeta bodoh yang membakar al-Quran, melakukan demo besar-besaran, namun ketika pusara (Sayidah Khadijah as, istri Nabi saw) dihancurkan dan didiskreditkan kesuciannya dan atau rumah Abu Bakar, sahabat Rasulullah diubah menjadi hotel, mereka lebih memilih bungkam dan acuh terhadap masalah-masalah ini? Kenapa umat muslim ketika tempat-tempat histori di dua kota Mekah dan Madinah dihancurkan dan sebagai gantinya dibangun tempat cafe, hotel bintang lima, menara jam, toko-toko cabang Paris Hilton, tempat-tempat rekreasi dan banyak sekali perusahaan komersil dibangun, sama sekali tidak menunjukkan protes dan lebih memilih bungkam?

Al Saud Menyandera Islam dan Tempat-tempat Suci

Pada abad ke 6 dan di awal abad ke 7 Masehi dan sebelum diturunkannya al-Quran, para pemimpin Quraisy sangat berperilaku lalim kepada para peziarah yang berkunjung ke Mekah dan menyalahgunakan mereka. Di era Jahiliah para peziarah terpaksa, saat bertawaf di Ka’bah, membeli baju dan kain dari para pemimpin dan penjual Quraiys, jika tidak demikian harus melakukan tawaf ini secara telanjang. Nampaknya para cucu orang-orang yang telah menguasai acara haji pada hari itu, sekarang ini telah memegang kontrol Arab Saudi dan sama sekali tidak ada perbedaan dengan para nenek moyangnya, karena mereka juga sekarang ini telah berupaya mengambil keuntungan segala hal di negaranya. Sangat mengherankan umat muslim sama sekali tidak melakukan aksi-aksi di hadapan penyimpangan dan aksi-aksi keliru orang-orang ini yang telah menyandera Islam dan tempat-tempat sucinya. Tanpa dipungkiri perdagangan dan investasi adalah hal yang tepat dan penting, namun sementara itu harus ditetapkan keseimbangan dan proporsionalitas antara langkah-langkah ini. Sekarang ini di Arab Saudi kalian alih-alih dapat menemukan batu nisan milik muslim pada abad pertama Islam, harus menemukan hal tersebut di museum Louvre Paris.

Urgensi Persatuan Umat Muslim dalam Menentang Penghancuran Warisan Islam di Mekah dan Madinah

Protes terhadap aksi-aksi congkak dalam ranah penghancuran peradaban dan warisan Islam sama sekali tidak terkait dengan perselisihan antara Syiah dan Sunnah, namun maknanya adalah protes akan aksi-aksi sebuah kelompok dan suku yang menganggap dapat memublikasikan segala hasrat dan ideologinya dengan setiap biaya.

Pada tahun 1925, ketika sejumlah pusara dan makam famili Rasulullah (Saw) dihancurkan, masyarakat Sunnah dan Syiah bersatu menentang aksi-aksi tersebut. Namun yang jadi pertanyaan adalah kenapa sekarang ini sama sekali tidak ada protes dari umat muslim terhadap hal ini.

Sebuah peradaban yang tidak mengindahkan demi warisan kebudayaan dan sejarahnya, maka akan berubah menjadi sebuah peradaban tak bernyawa dan terkoyak-koyak dan akan menjadi sia-sia. Alasan hal ini adalah seni, kerajinan tangan, sya’ir, kesusastraan, dan arsitek dan secara global semua jenis produk-produk kebudayaan berasal dari sebuah warisan kebudayaan khusus, seperti sebuah dasar untuk sebuah masyarakat. Produk-produk ini menghantarkan akar peradaban sebuah masyarakat dan menghubungkan antara geografi materi dan spiritual masyarakat dan norma-norma estetika sebuah bangsa. Dengan kata lain mereka menghantarkan identitas masyarakat dan memberinya rasa percaya diri dan kepercayaan diri.

Saat warisan ini hilang, masyarakat akan berubah menjadi orang-orang tak bernyawa, paranoid, dan satu dimensi. Penghancuran warisan kebudayaan dan histori beberapa negara seperti Irak, Suriah, Libya, dan Yaman hasil dari kebijakan sadar dan terencana orang-orang yang mencari penghancuran beragam kebudayaan dan kaya Islam, sama seperti pada periode dimana para pemimpin Quraiys hanya memikirkan menjaga kekuasaan ekonomi dan politiknya semata.

Kebijakan Saat Ini Al Saud; Melayani Para Islamofhob

Namun aksi orang-orang ini dilakukan sejalan dengan hasrat orang-orang yang ingin mengurangi pengaruh Islam dan mendiskreditkan serta memperlihatkan agama ini sebagai agama kasar.

Para monster yang melakukan aksi-aksi semacam ini suatu saat akan binasa oleh para generasi sejati Islam. Namun pertanyaannya adalah sampai hari itu tiba, berapa orang lagi yang akan meninggal dan atau sejarah dan warisan bernilai histori mana yang akan hilang, dengan tanpa adanya suara protes?

http://iqna.ir/fa/news/3615245

captcha