“Untuk hari keempat berturut-turut, toko-toko di berbagai bagian negara bagian Karnataka di India selatan terus tutup hampir seluruhnya,” menurut IQNA mengutip alahednews.com.
Pemogokan tersebut sebagai protes atas putusan Mahkamah Agung negara bagian; pengadilan pada hari Selasa menegaskan larangan jilbab di lembaga pendidikan yang dikelola negara.
Ada kekhawatiran bahwa keputusan seperti itu dapat mempengaruhi situasi Muslim di negara bagian India lainnya juga.
Muslim India adalah agama minoritas terbesar di negara itu setelah Hindu, dengan populasi lebih dari 200 juta.
Ekstremis Hindu menyambut baik larangan tersebut bulan lalu, yang memicu protes oleh umat Islam di seluruh negeri. Selain itu, organisasi internasional dan organisasi hak asasi manusia lainnya telah menyatakan keprihatinan tentang nasib umat Islam di India.
Aktivis India telah melaporkan penutupan sejumlah toko di berbagai kota di Karnataka. Pemogokan besar-besaran sebagai protes atas keputusan Mahkamah Agung untuk menegaskan larangan jilbab di lembaga pendidikan umum.
Menyusul keputusan itu, beberapa distrik di Karnataka menyaksikan protes mahasiswa. Para mahasiswa yang protes meneriakkan slogan-slogan untuk mendukung "hak untuk memilih pakaian kebebasan beribadah."
Namun, kelompok ekstremis Hindu menyambut baik keputusan tersebut dan mengumumkan dukungan mereka di negara bagian India lainnya.
Penentang larangan mengatakan itu adalah cara untuk memarginalisasi Muslim, yang merupakan 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India. (HRY)