IQNA

Pengetahuan Alquran/ 3

Fakta tentang Hubungan Iman yang Lemah dengan Bunuh Diri

10:09 - November 16, 2022
Berita ID: 3477608
TEHERAN (IQNA) - Fakta ilmiah dan penelitian yang diterbitkan menegaskan bahwa Ateis adalah orang yang paling putus asa dan hancur, dan tingkat bunuh diri di antara mereka sangat tinggi.

Menurut Iqna, Abduldaem Al-Kaheel menekankan dalam sebuah catatan berjudul "Ateisme, Bunuh Diri dan Kekuatan Ajaran Islam" bahwa berdasarkan studi ilmiah membuktikan jumlah bunuh diri di kalangan Ateis lebih tinggi daripada setiap agama lain.

Ateis telah lama menekankan Ateisme, ide, dan kebebasan mereka, dan telah menampilkan karakteristik ini sebagai perbedaan mereka dengan orang-orang beriman, dan karena alasan ini, mereka menganggap diri mereka lebih bahagia daripada orang lain.

Tetapi dalam penelitian terbaru, telah diketahui bahwa Ateis adalah orang yang paling putus asa! Dalam penelitian ini, terbukti bahwa angka bunuh diri tertinggi terjadi di kalangan agnostik (tidak beragama), yaitu mereka yang tidak terikat dengan dan hidup tanpa tujuan dan tanpa keyakinan.

Kajian ilmiah terkait bunuh diri telah membuktikan bahwa angka bunuh diri tertinggi ada di negara-negara yang paling Ateis, dan di puncaknya adalah Swedia, yang memiliki tingkat Ateisme tertinggi.

Studi ilmiah mengkonfirmasi bahwa ajaran agama memainkan peran utama dalam mengurangi angka bunuh diri. Dalam hal ini, Islam telah mengemukakan ajaran yang paling kuat dan telah memberikan peringatan terhadap bunuh diri.

Telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad (saw) dalam buku-buku riwayat otentik seperti Bukhari dan Muslim:

من قتل نفسه بحديده فحديدته في يده يتوجأ بها في بطنه في نار جهنم خالدًا مخلدًا فيها أبدًا، ومن شرب سمًا فقتل نفسه، فهو يتحساه في نار جهنم خالدًا مخلدًا فيها أبدًا، ومن تردى من جبل فقتل نفسه، فهو يتردى في نار جهنم خالدًا مخلدًا فيها أبدا

“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu kelak akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka kelak ia akan meminumnya sedikit-demi sedikit di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-selamanya” (HR. Bukhari no. 5778, Muslim no. 109).

Ini adalah peringatan terkuat yang diberikan kepada manusia tentang bunuh diri. Dalam hadis ini, lebih dari 90% penyebab bunuh diri telah disebutkan dan dilarang.

Jika kita melihat statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa, kita akan menyadari bahwa jumlah bunuh diri tertinggi adalah dengan pistol atau pisau, yang disebutkan dalam hadis: (Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi...).

Makan racun juga disebutkan dalam hadis yang berbunyi: “Barangsiapa bunuh diri dengan minum racun” dan menjatuhkan dirinya dari ketinggian, yang disebutkan dalam hadis: “Barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung”, dengan demikian Islam tidak mengabaikan fenomena berbahaya tersebut serta merekomendasikan pengobatan yang cocok dan kuat untuk itu.

Menurut penelitian, tingkat bunuh diri telah meningkat pesat dalam lima puluh tahun terakhir, dan bukan rahasia lagi bahwa peningkatan ini mungkin disebabkan oleh peningkatan tingkat Ateisme dalam lima puluh tahun terakhir.

Dalam kasus negara yang tidak memberlakukan undang-undang yang tegas untuk menghukum orang yang mencoba bunuh diri dengan dalih kebebasan berbicara, seperti Swedia dan Denmark, mereka memiliki tingkat bunuh diri tertinggi. (HRY)

captcha