IQNA

Surah-Surah Alquran/ 69

Surah Al-Haqqah; Hari Penghakiman Pasti, Tetap dan Nyata

21:23 - April 05, 2023
Berita ID: 3478221
TEHERAN (IQNA) - Al-Haqqah adalah salah satu nama Hari Kiamat dan berarti sesuatu yang pasti, tetap dan nyata; nama ini mengacu pada orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat. Berdasarkan hal tersebut, sambil mengancam orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat, telah disajikan gambaran tentang keadaan mereka di hari itu.

Surah keenam puluh sembilan Alquran adalah Al-Haqqah. Surah dengan 52 ayat ini berada di juz dua puluh sembilan. Al-Haqqah, yang merupakan salah satu surah Makkiyah, adalah surah ketujuh puluh delapan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Kata Al-Haqqah diulang dalam tiga ayat pertama surah ini, dan berbicara tentangnya; karenanya, surah ini dinamakan Al-Haqqah. Al-Haqqah berarti Hari Kiamat. Haqqah berarti sesuatu yang pasti, tetap dan nyata. Alasan pengulangan kata ini adalah untuk memperingati hari kiamat dan menakut-nakuti manusia akan hari itu.

Topik utama surah ini adalah kebangkitan dan gambaran tentang Hari Kiamat, yang dianggap pasti dan berbicara tentang nasib orang-orang yang mengingkari Hari Kebangkitan.

Surah ini terdiri dari tiga bagian utama; bagian pertama adalah mengenang kisah kaum-kaum terdahulu. Kaum seperti Aad, Tsamud, Luth dan juga Fir'aun, yang mengingkari para nabi dan tertimpa azab Tuhan. Di sisi lain, itu mengingatkan orang-orang mukmin yang mengimani Nuh dan selamat dengan masuk ke dalam bahtera.

Bagian kedua berkaitan dengan situasi hari kiamat dan pembagian manusia pada hari itu. Pada hari ini, manusia dibagi menjadi dua kelompok, kanan dan kiri. Golongan kanan adalah orang-orang yang akan berbahagia pada hari itu, tetapi golongan kiri adalah orang-orang yang sedih, murung dan menunggu azab yang pedih akibat amalan-amalannya di dunia.

Bagian ketiga dan terakhir dari surah ini dilanjutkan dengan sumpah agung dan penekanan besar pada pembuktian kebenaran Alquran dan penegasan kenabian Nabi Islam (saw). Dalam ayat-ayat ini, ditekankan bahwa Nabi Muhammad (saw) tidak mengaitkan sesuatu kepada Tuhan secara dusta; karena jika dia melakukannya, Tuhan akan mempermalukan dan menghinakannya.

Juga, menurut ayat-ayat ini, jika seseorang berbohong mengaku sebagai nabi, meskipun orang tidak dapat memahami bahwa itu adalah dusta, Tuhan pasti akan mempermalukan orang tersebut dengan hukuman dan kehancuran. (HRY)

captcha