Menurut Iqna, mengutip Egypt Times, Ramzi al-Abbasi, seorang tahanan Palestina yang dibebaskan dari pertukaran tahanan rezim Zionis pada Rabu pekan lalu, mengungkapkan rincian situasi di dalam penjara rezim pendudukan.
Ia mengisyaratkan bahwa para penyiksa Zionis tidak menahan diri dari kejahatan apa pun terhadap para tahanan. “Kadang-kadang mereka memukuli para tahanan sedemikian rupa sehingga tulang-tulang mereka patah atau mereka menderita cacat permanen. Bahkan mereka melarang atau tidak memperbolehkan mandi sama sekali,” ucapnya.
Al-Abbasi mengatakan: “Untuk menyakiti psikologis para tahanan, petugas penjara rezim Zionis menghina situs-situs suci Islam sebanyak yang mereka bisa, dan berkali-kali mereka melemparkan Alquran milik para tahanan ke tanah atau merobek halaman-halamannya dan menuangkan najis kesana.
Merujuk pada fakta bahwa hampir 7.000 tahanan Palestina berada di penjara rezim Zionis dalam keadaan cemas dan tersiksa, orang Palestina yang dibebaskan ini mengatakan: “Situasinya semakin memburuk sejak operasi penyerbuan Al-Aqsa. Mereka melecehkan dan memukuli para tahanan dari pagi hingga malam, dan situasi ini lebih buruk lagi di penjara Al-Naqab.”
Al-Abasi menyebut penjara Al-Naqab sebagai kuburan orang hidup. "Ada lebih dari tiga ribu tahanan di sana, banyak di antaranya patah lengan, kaki dan kepala akibat penyiksaan agen Zionis,” ucapnya.
Harus dikatakan bahwa situasi para tahanan tidak dapat ditanggung baik secara psikologis, fisik maupun kesehatan. Dia menekankan perlunya Palang Merah mengunjungi penjara-penjara rezim pendudukan. (HRY)