Menurut Iqna yang dikutip Misri Al-Youm, Syekh Tantawi Jauhari lahir pada tahun 1861 di desa Kafr Awadullah Hijazi di provinsi Sharqiya Mesir. Setelah mempelajari dasar-dasar dan Alquran, ia masuk ke Al-Azhar dan belajar di sana, namun setelah ayahnya sakit, ia harus meninggalkan Al-Azhar selama tiga tahun.
Dikisahkan bahwa di kampung halamannya, setelah melihat kereta api lewat, dia terheran-heran dan berpikir bagaimana seorang yang berilmu bisa menemukan penemuan seperti itu dan mengapa umat Islam tidak mendapat manfaat dari ilmu tersebut. Hal ini membuatnya mempelajari sejarah, sains, dan filsafat barat. Ia mempelajari karya filsuf Yunani, Kant dan Spencer, dan juga mempelajari sejarah ilmu pengetahuan seperti kedokteran, farmasi, dan astronomi.
"Al-Jawahir fi Tafsir Alquran" adalah revolusi dalam tafsir Alquran
Karya terpenting Tantawi Jauhari di bidang ini adalah tafsir besar "Al-Jawahir fi Tafsir Alquran" dalam 26 jilid, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disusun.
Dalam buku ini, Tantawi Jauhari telah menggunakan tafsir para pendahulunya dan di beberapa bagian karyanya ia mengikuti pendekatan berbasis sunnah, namun inovasi dan revolusi terpentingnya dalam penafsiran Alquran adalah ekspresi penemuan ilmiah Eropa dan penemuan serta kemajuan ilmu psikologi dan sosiologi serta mencoba menerapkannya pada penafsiran kata, kalimat dan makna ayat.
Tantawi menyatakan tujuan metode ini adalah untuk memotivasi, mendorong dan mendidik generasi muda umat Islam untuk mempelajari ilmu-ilmu seperti astronomi, kedokteran, fisika, geologi, matematika dan ilmu-ilmu eksperimental lainnya, sehingga dengan cara tersebut umat Islam dapat bersaing dengan bangsa Eropa dan mengeluarkan dunia Islam dari kebodohan, kemerosotan, dan keterbelakangan.
Tantawi Jauhari menegaskan bahwa ayat ritual dan ibadah dalam Alquran hanya berjumlah 150 ayat, sedangkan ayat yang mengajak manusia merenungi alam dan memikirkan alam semesta dan makhluk berjumlah 750 ayat, sehingga ayat terakhir, dari aspek jumlah, terdapat lima kali lipat ayat-ayat yang berkaitan dengan ritual.
Terlepas dari segala kritik yang dilontarkan terhadap Tantawi Jauhari, tidak dapat dipungkiri, cara penafsirannya, serta penekanannya pada pendekatan Alquran tentang tadabbur dan perenungan terhadap dunia dan alam, serta perlunya menggunakan pendekatan tersebut demi kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban guna menghadapi dominasi barat, adalah hal-hal yang ditekankan sejauh ini. (HRY)
4211837