IQNA

Pemimpin Revolusi dalam Acara Haul Imam (qs):

Prediksi Imam Yang Mulia tentang Palestina 50 Tahun Lalu Perlahan Terealisasi

17:53 - June 04, 2024
Berita ID: 3480199
IQNA - Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam pagi kemarin dalam pertemuan besar umat pada peringatan haul Imam Khomeini ke-35 menjelaskan kepentingan dan menonjolnya isu Palestina dalam pandangan dan pendekatan Imam dan menekankan, prediksi Imam (qs) tentang Palestina 50 tahun yang lalu secara bertahap menjadi kenyataan.

Menurut Iqna, mengutip basis informasi Kantor Pemimpin Tertinggi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam pagi ini dalam pertemuan besar-besaran masyarakat pada peringatan haul Imam Khomeini ke-35 dengan menjelaskan kepentingan dan menonjolnya dalam pandangan serta pendekatan Imam dan menekankan, prediksi Imam (qs) tentang Palestina 50 tahun yang lalu secara bertahap menjadi kenyataan, dan keajaiban operasi badai Al-Aqsa, dengan membatalkan rencana besar musuh untuk mendominasi wilayah ini dan dunia Islam, telah menempatkan rezim Zionis di jalur kehancuran dan mengingat keimanan dan pendirian mengagumkan masyarakat Gaza, rezim pendudukan kini mencair di depan mata dunia.

Ayatullah Khamenei juga memuji kriteria dan layanan presiden yang syahid dan mengapresiasi kehadiran bangsa yang penuh arti dan besar dalam pemakaman para syuhada, dan berkata: Epik pemilu mendatang yang sangat penting menjadi pelengkap hikmah bangsa dalam mengantar para syuhada pengabdian dan Insya Allah di bawah naungan antusiasme partisipasi, tingginya suara bangsa dan penegakan moralitas dalam kontestasi pemilu, terpilih Presiden yang "produktif", "aktif", "berpengetahuan" dan "percaya pada dasar-dasar revolusi"dan sembari menutup kesenjangan ekonomi dan budaya, kepentingan negara di kawasan dan dunia akan terlindungi dan terjamin.

Dalam acara yang penuh antusias ini, yang diadakan di haram suci pendiri Republik Islam, pemimpin revolusi mengatakan bahwa tujuan pertemuan akbar setiap tahun adalah untuk memperbarui ingatan dan kenangan Imam serta menggunakan pelajaran-pelajaran beliau untuk administrasi dan kemajuan negara serta realisasi tujuan revolusi.

Pada bagian pertama pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan pentingnya masalah Palestina dalam pemikiran dan pendapat Imam (qs), dengan mengatakan: Sejak hari pertama dimulainya gerakan Islam, Imam mengandalkan masalah Palestina, dan dengan ketelitian dan kejelian beliau memprediksikan jalan masa depan bangsa Palestina, dan prediksi Imam yang sangat penting ini terwujud secara bertahap.

Menurut Pemimpin Revolusi Islam, tidak terikat pada perundingan kompromi, kehadiran bangsa Palestina dalam medan aksi dan menunaikan hak serta dukungan seluruh bangsa khususnya bangsa Islam terhadap rakyat Palestina sebagai rangkuman pandangan Imam untuk kemenangan rakyat Palestina dan menambahkan: “Peristiwa-peristiwa besar tersebut kini sedang terealisasi”.

Merujuk pada rezim Zionis yang terjebak di sudut alun-alun akibat operasi badai Al-Aqsa, beliau berkata: “Meskipun Amerika dan banyak negara barat terus mendukung rezim ini, mereka juga tahu bahwa tidak ada jalan selamat bagi rezim pendudukan”.

Ayatullah Khamenei menyebut "memenuhi kebutuhan penting di kawasan" dan "menyampaikan pukulan mendasar terhadap rezim kriminal" sebagai dua fitur penting dari operasi Badai Al-Aqsa dan menambahkan: Amerika, elemen Zionisme global dan beberapa pemerintah di kawasan telah merancang rencana besar dan rinci untuk mengubah hubungan dan persamaan di kawasan, sehingga dengan menciptakan hubungan yang diinginkan antara rezim Zionis dan pemerintah di wilayah tersebut, menyiapkan dasar bagi dominasi rezim yang dibenci terhadap politik dan ekonomi Asia Barat dan seluruh dunia Islam.

“Rencana buruk ini hampir dilaksanakan ketika badai ajaib di al-Aqsa dimulai dan menghancurkan seluruh struktur Amerika, Zionisme dan para pengikutnya. Namun, dengan kejadian yang terjadi dalam 8 bulan terakhir, tidak ada harapan untuk menghidupkan kembali rencana tersebut,” imbuhnya.

Pemimpin revolusi menganggap kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kekejaman yang tak terbatas dari rezim brutal dan dukungan pemerintah Amerika terhadap kekejaman ini sebagai reaksi saraf terhadap pembatalan konspirasi besar internasional untuk mendominasi rezim Zionis di wilayah tersebut.

Merujuk pada transformasi isu Palestina menjadi isu pertama di dunia dan demonstrasi anti-Zionis di London, Paris dan universitas-universitas Amerika, beliau berkata: “Selama bertahun-tahun, media dan pusat propaganda Amerika-Zionis berusaha melupakan isu Palestina. Namun di tengah badai Al-Aqsa dan perlawanan warga Gaza, Palestina kini menjadi isu pertama dunia dan Amerika telah menjadi pasif di hadapan konsensus internasional negara-negara tersebut dan cepat atau lambat Amerika harus melepaskan diri dari rezim Zionis”.

Pemimpin revolusi menyebut penderitaan rakyat Gaza, termasuk mati syahidnya sekitar 40.000 orang dan terbunuhnya sekitar 15.000 anak-anak, bayi dan balita, sebagai sebuah pengorbanan yang besar bagi bangsa Palestina dalam perjalanan menuju keselamatan dari tangan rezim Zionis, dan berkata: “Rakyat Gaza, dengan keberkahan iman Islam dan keyakinan pada ayat-ayat Alquran, akan memikul masalah ini dan mereka membela para pembuat epik dan pejuang perlawanan dengan pendirian yang menakjubkan.”

Rahbar menyimpulkan kata-kata beliau mengenai Palestina sebagai berikut: “Meskipun ada propaganda dari Barat, rezim Zionis sedang mencair dan berakhir di depan mata masyarakat dunia, dan selain bangsa-bangsa, banyak politisi di dunia, bahkan rezim Zionis pun telah memahami fakta ini”. (HRY)

 

4219690

captcha